Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengungkapkan, virus corona varian lokal Indonesia B.1466.2 masih terus diteliti secara berkala.
Pasalnya, varian ini ditemukan di Indonesia pada Novembar 2020 dan masuk pada daftar "Alerts for Future Monitoring" WHO pada 28 April 2021.
Virus Corona Varian B.1.466.2 merupakan varian yang memiliki titik mutasi yg serupa dengan varian Alpha (B.1.1.7), disertai beberapa mutasi lainnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, berbeda dengan Variant of Concern (VOC) dan Variant of Interest (VOI), yang termasuk pada daftar Alerts for Future Monitoring adalah varian - varian yang memiliki mutasi yang diprediksi memiliki risiko.
Namun bukti fenotipik atau perubahan yang tampak dan bukti epidemiologi masih belum jelas.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh Virus Corona Varian Delta, Berikut 5 Hal Penting Terkait Varian Delta
"Diperlukan monitoring dan assesmen berkala terhadap bukti - bukti baru yang sedang diteliti," kata Wiku melalui pesan singkatnya yang diterima Tribunnews.com, Selasa malam (27/7/2021).
Baca juga: Sebelum Varian Delta, Peneliti Ungkap Varian Lokal B.1.466.2 Pernah Dominasi Kasus Covid di RI
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Subandrio dihubungi terpisah mengatakan, varian lokal yang pertama kali ditemukan di Papua Nugini ini memiliki sifat yang tidak berbahaya seperti varian Delta.
"Varian lokal itu tidak berbahaya dan tidak cepat menular seperti varian Delta," tutur Amin melalui pesan WhatApps.
Satgas Covid-19 Masih Dalami Dugaan Munculnya Varian Lokal Indonesia B.1466.2 - Tribunnews.com
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar