Rechercher dans ce blog

Selasa, 05 Desember 2023

Kisah Sepiring Nasi dan Pelestari Beras Lokal di Jawa... - Kompas.com JEO

Ilustrasi padi.

Dok. PEXELS/icon0.com

Ilustrasi padi.

Keunggulan padi lokal

Bagi Gunarto, padi lokal memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan padi varietas unggul. Karena padi lokal lebih irit pupuk kimia, petani tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk membeli pupuk.

Gunarto juga menggunakan pupuk kandang dari kotoran sapi yang ia pelihara sendiri. Pupuk itu ia taruh di pinggir sawah dan ditabur setelah kering.

Padi lokal juga lebih tahan hama dibandingkan varietas padi unggul. Selama menanam varietas padi lokal seperti sembada hitam dan sembada merah, Gunarto tidak pernah mengalami serangan hama. Padahal, dia tidak pernah menyemprot tanaman padi dengan pestisida.

“Satu-satunya hama burung pipit. Kalau enggak ditunggu seharian, habis padi saya dimakan burung,” ujar Gunarto yang sejak 1995 konsisten menanam benih padi lokal.

Beras Sembada merah

Beras Sembada merah

Cerita yang sama juga dilontarkan oleh Giyarto dan rekan-rekannya yang tergabung dalam Kelompok Tani Ngudi Raharjo, Rongkop, Gunungkidul. Padi Segreng yang mereka tanam tidak disukai wereng sehingga petani tidak repot menyemprotnya dengan pestisida.

Terkait kemarau panjang tahun ini, Gunarto bersyukur lahannya aman dari kekeringan dan gagal panen. Per 1000 meter lahan, ia bisa panen 4-6 kuintal gabah.

Demikian juga petani di Rongkop, Gunungkidul yang tak terlalu terpengaruh perubahan iklim. Setiap hektar, mereka bisa panen 3,9 ton gabah.

Dalam data “Pemodelan Krisis Air di Pulau Jawa dan Bali Dampak Perubahan Iklim” yang dimuat oleh ISN-Lab, perubahan iklim menyebabkan perubahan terhadap anomali cuaca, termasuk frekuensi terjadinya El Nino.

Hal ini menyebabkan menurunnya curah hujan di Indonesia yang berdampak pada kekeringan dan krisis air. Hasil perhitungan model memperkirakan sebagian besar provinsi di Pulau Jawa dan Bali akan mengalami krisis air pada periode tahun 2021-2025.

Andreas Dwi, yang juga guru besar di Institut Pertanian Bogor (IPB) mengakui beras varietas lokal memang lebih adaptif terhadap kondisi-kondisi di daerah itu. Itu sebabnya, dalam kondisi perubahan iklim, beras lokal tidak banyak terdampak.

Beras Sembada hitam

Beras Sembada hitam


Harga jual tinggi

Keuntungan lain menanam padi lokal, tentu saja harga jual gabah dan beras yang jauh lebih tinggi dibandingkan padi varietas unggul.

Harga gabah kering panen (GKP) tidak mengikuti harga pembelian yang ditetapkan pemerintah. Petani bisa menentukan sendiri harga gabah, tergantung permintaan pasar.

Sebagai gambaran, harga GKP Segreng sekitar Rp 8.300 per kilogram. Harga itu relatif stabil. Sementara, harga beras Sembada hitam kini Rp 22.000 per kilogram, dan beras Sembada merah Rp 15.000 per kilogram, di atas harga beras pada umumnya.

Demikian juga harga beras Rojolele. Menurut Eksan, di pasaran harga beras Rojolele kini Rp 17.000 per kilogram.

Harga beras lokal yang tinggi membuat petani sejahtera. Apalagi, biaya yang dibutuhkan untuk mengolah sawah yang ditanami benih padi lokal lebih rendah dibandingkan benih padi unggul.

Suswaningsih, Koordinator Penyuluh Badan Penyuluh Pertanian Kabupaten Rongkop Gunungkidul mengatakan, petani di Rongkop minimal memiliki simpanan gabah lima karung untuk persediaan di rumah.

Kebanyakan petani menyimpan gabah dan baru menggiling serta menjualnya setelah padi yang ditanam di musim kedua siap panen.

“Tanah di Rongkop juga cocok untuk jagung dan ubi kayu sehingga selain menanam padi, petani juga menanam jagung dan ubi kayu,” ujar Sus.

Tak hanya bertanam padi, ubi kayu, dan jagung, petani juga kebanyakan memiliki sapi. Kotorannya digunakan sebagai pupuk kandang dan sapinya biasanya dijual saat Idul Adha.

Itu sebabnya, meskipun memiliki tanah yang kering dan tak ada sumber air, petani di Rongkop rata-rata sejahtera.

Di seluruh Gunungkidul ada 2510 hektr di 8 desa yang ditanami padi merah. Sus, bersama tiga penyuluh pertanian lainnya dan satu pengamat hama bertanggung jawab untuk memberikan penyuluhan kepada 144 kelompok tani.

Sejauh ini, kata Sus, 1 hektar lahan mampu menghasilkan 3,9 ton gabah.


Cari pasar

Para petani padi lokal umumnya memiliki konsumen tersendiri, ini berbeda dengan petani lainnya yang hasil panennya cepat diserap pasar.

Beras Sembada hitam dan sembada merah, misalnya, dijual hingga ke Jakarta, Bali, bahkan Amerika Serikat (AS). Peminatnya adalah masyarakat yang peduli kesehatan.

Ini karena beras hitam memiliki beta karoten, antosianin, dan zat besi cukup tinggi. Kandungan asam folatnya juga lebih tinggi dari beras putih. Beras hitam dan beras merah memperlambat berkurangnya daya ingat.

"Banyak yang membeli beras dari kami lalu diberi merek sendiri dan dikirimkan ke berbagai daerah,” ujar Gunarto.

Pria itu juga membeli beras Sembada hitam dan merah dari petani lain, agar petani semakin bergairah menanam padi lokal.

Sementara, Eksan dan petani lain memilih menjual sendiri beras Rojolele kepada mitra. Dengan begitu, ia memperpendek rantai distribusi sehingga petani mendapat untung lebih banyak.

“Selama ini petani kalau panen kan diambil sama tengkulak, baru ke pedagang dan sebagainya, rantainya terlalu panjang, petani dapat berapa,” ucapnya.

Sementara, beras Segreng Handayani sudah memiliki pasarnya sendiri. Beras merah ini bahkan diminati hingga ke luar Jawa.

Menanam dan melestarikan beras lokal, seperti yang dilakukan Gunarto, Eksan, dan petani lainnya memang bukan pilihan yang populer dan tidak semua petani mau melakukannya.

Menurut Andreas Dwi, pelestarian beras varietas lokal tidak bisa sepenuhnya diserahkan ke petani. Pemerintah harus turun tangan melestarikan dan menumbuhkan kembali beras lokal.

Entah kapan beras lokal kembali jadi raja di piring-piring masyarakat Indonesia…

***

Tulisan ini merupakan hasil dari program fellowship Peliputan Berbasis Sains yang diselenggarakan ISN Lab by SISJ dan didukung Google News Initiative

Adblock test (Why?)


Kisah Sepiring Nasi dan Pelestari Beras Lokal di Jawa... - Kompas.com JEO
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...