Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengunjungi dua kabupaten besar di Aceh. Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat perkembangan durian lokal yang disebut istimewa di Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Besar.
"Saya datang dari Jakarta, berjarak 1.300 km untuk memasuki hutan durian ini guna mencicipi durian unggul di Provinsi Aceh, salah satunya Aceh Jaya. Saya di Jakarta terbiasa dengan Musangking, Black Thorn tapi ternyata kita punya yang seperti ini. Di sini banyak sekali terdapat jenis durian yang belum diketahui orang banyak," ujar Prihasto dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/5/2023).
Lokasi pertama, Prihasto mengunjungi kebun milik Adi di Aceh Jaya. Dia mencicipi tiga varian durian, yaitu Mas Ajay atau Bantal Mas, Blue Sky dan Jalu.
Prihasto memaparkan durian varian Jalu mendapat juara ke 4 kontes durian dengan harga di kebun Rp 100 ribu per kg. Sementara Mas Ajay menjadi juara 1 kontes durian di Provinsi Aceh pada 2022. Mas Ajay atau dikenal juga Bantal Mas adalah durian yang memiliki keunikan luar biasa.
Selanjutnya, Prihasto mengunjungi kebun milik Danton. Dia mencicipi durian varian Danton, Khadijah, Serat Rambutan dan Mas Pri. Mas Pri jadi durian dengan varian nama baru yang diambil tepat pada saat Prihasto melakukan kunjungan.
Prihasto mengatakan keempat jenis durian ini bukan hanya memiliki bentuk yang unik, namun juga memiliki cita rasa yang khas. Dia pun mengagumi bahwa rata-rata durian di kebun ini adalah durian jatuhan.
"Durian di sini rata-rata durian jatuhan. Aromanya kuat. Saya sungguh tidak bisa berkata-kata. Ini tampilannya luar biasa. Durian di sini rasanya creamy, manis, legit, ada pahit-pahitnya. Begitu dimakan langsung lumer. Enak sekali. Tidak ada kekurangan sedikit pun," terangnya
Prihasto berharap keberadaan durian lokal terangkat di kancah internasional. Sudah waktunya durian-durian lokal mensejajarkan diri dengan durian unggulan negara lain.
"Saya atas nama Direktoral Jenderal Hortikultura bersama Pemerintah Provinsi Aceh ingin mengembangkan durian-durian lokal seperti ini. Malaysia dikenal dengan Musangking, Thailand dengan Monthong. Nah kita punya yg seperti ini. Mari kita dorong durian lokal kita untuk mendunia," ucapnya.
Berawal dari Biji
pemilik kebun durian Mas Ajay, Blue Sky dan Jalu, Adi mengatakan pada 1990-an memang ada varietas-varietas seperti Bantal Mas, Rencong Mas termasuk durian lokal lainnya. Namun, baru pada 1993 dirinya mulai memberanikan diri untuk membudidayakan durian dari bijinya langsung.
"Kami mulai membudidayakan durian dari bijinya langsung. Kami menyemai tidak asal nyemai. Jadi kami cari betul-betul yang terbaik di hutan-hutan. Kami tanam dari bijinya langsung," terang Adi.
Adi menjelaskan rata-rata umur tanaman di kebunnya berusia 28 tahun yang ke semuanya merupakan pohon indukan. Kualitas tanam betul-betul dijaga olehnya untuk mempertahankan kualitas buah.
"Jadi karena dari teknik penyemaian dan budidayanya benar jadinya hasilnya benar. Bentuk dan rasanya juga terjaga. Ini berasal dari 1 pohon. Nah, ini sejak 2019 kami mulai mengembangkan," sambungnya.
Sementara itu, pemilik durian lain sekaligus ketua Kelompok Tani Gagak Delima, Danton mengatakan awal mula tanam berasal dari peninggalan orang tuanya. Bentuk buahnya bisa dikatakan unik, tidak lonjong atau merata seperti buah durian lainnya.
Durian milik Danton juga punya bentuk tidak beraturan namun warnanya bagus, teksturnya bagus serta rasa yang luar biasa. Tak hanya Danton, durian Khadijah juga memiliki tekstur dan magnet rasa yang tidak akan pernah mampu terlupakan.
"Ini bibitnya berasal dari pilihan orang tua. Waktu itu ayah bilang ini bibit bagus makanya saya tanam. Tahun 1990 saya tanam dari bijinya langsung. Durian yang diberi nama Danton ini ada satu pohon lalu saya sambung dan menghasilkan ribuan batang. Saya bagi-bagikan ke petani lain," katanya.
Sebagai informasi, durian Danton sudah dilasarkan hingga ke Jakarta. Harga di kebun per buahnya di jual Rp 200 ribu per kg. Saat sampai ke Jakarta harganya bisa mencapai Rp 400 ribu per kg.
(fhs/ega)Aceh Jadi Surga Durian Unggul dan Lokal, Mau Coba? - detikNews
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar