AKURATNEWS - Sejak pandemi, tren tanaman hias meningkat. Bahkan Janda Bolong yang merupakan salah satu jenis dari tanaman Monstera ini sempat di bandrol dengan harga ratusan juta.
Tren ini mengulang tren tanaman Gelombang Cinta beberapa tahun silam yang laku ditukar dengan mobil. Ada banyak faktor yang menentukan harga jual tanaman hias, mulai dari jenis tanaman, jumlah daun, ukuran tanaman hingga tingkat kesulitan untuk mendapatkannya.
Monstera Obliqua
Monstera atau Janda bolong yang terjual ratusan juta merupakan monstera obliqua. Secara bentuk memang mirip dengan janda bolong pada umumnya, salah satu yang membedakan adalah besarnya lubang pada daun.
Monstera Obliqua memiliki lubang pada daun yang lebih dominan dibandingkan daunnya. Sehingga hanya tampak seperti ruas-ruas daun saja. Tentu berbeda dengan monstera yang hanya dibandrol dengan harga lima puluh ribuan yang biasanya merupakan monstera adansonii atau monstera accuminata.
Selain monstera Obliqua, salah satu jenis yang cukup diminati adalah versi variegata atau biasa juga disebut var. Monstera var yang sebenarnya merupakan cacat karena minimnya klorofil di daun justru bisa dibandrol hingga puluhan juta.
Digemari Warga Mancanegara
Selama pandemi, tren tanaman ini tidak hanya populer di Indonesia saja. Tetapi juga di Amerika dan Eropa. Masyarakat di sana banyak yang menghabiskan waktu ketika pandemi dengan bercocok tanam
Tidak sedikit dari warga mancanegara yang rela membeli tanaman hias dari Indonesia. Hal ini disebabkan tanaman tropis tidak mudah ditemui di sana sehingga bisa dibilang merupakan tanaman langka di eropa maupun amerika
Label langka bisa membuat harga tanaman hias asal Indonesia menjadi lebih mahal. Ini sepadan dengan risiko pengiriman tanaman ke luar negeri. Selain ongkos kirim yang mahal, dokumen persyaratan seperti phytosanitary certificate juga harus diperoleh sebelum mengirimkan tanaman ke luar negeri
Phytosanitary certificate merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh balai karantina pertanian setelah melakukan serangkaian uji pada tanaman yang akan dikirim. Fungsi dari sertifikasi ini untuk memastikan bahwa tanaman tidak membawa hama yang dapat merusak ekosistem di negara tujuan. Tanpa sertifikat ini, tanaman hias tidak dapat dikirim ke luar negeri
Meski sama-sama booming, tren tanaman yang ada di luar negeri berbeda dengan tanaman yang ada di dalam negeri. Kalau di dalam negeri banyak orang menyukai monstera, tetapi di luar negeri banyak orang yang mencari tanaman seperti Anthurium maupun Scindapsus Lucens.
Anthurium merupakan nama latin dari tanaman kuping gajah yang bisa dengan mudah kita temui di pekarangan tetangga. Tanaman ini memiliki ciri daun lebar dengan warna hijau yang pekat. Di bawah terik matahari, warna hijau dari kuping gajah ini memiliki pesona yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Sedangkan scindapsus lucens yang merupakan tanaman mungil yang memiliki corak indah pada daunnya. Tanaman ini hidup dengan cara merambat seperti pada jenis monstera. Meski tidak begitu populer untuk warga lokal, tanaman ini justru begitu populer di mancanegara. Sehingga tidak sedikit dari warga mancanegara yang berburu tanaman ini di toko-toko tanaman di Indonesia
Perawatan Tanaman di Luar Negeri
Tanaman tropis dari Indonesia yang dibawa ke luar negeri memang membutuhkan perawatan khusus, karena adanya perbedaan musim antara Indonesia dengan negara-negara di Eropa dan Amerika.
Pada umumnya, tanaman yang dikirim dari Indonesia perlu untuk adaptasi dengan kondisi di eropa maupun amerika. Sehingga mereka bisa bertahan hidup di berbagai musim.
Biasanya, para bule ini akan menempatkan semua tanaman tropis di dalam ruangan dan mengatur kelembabannya menggunakan humidifier. Sehingga tanaman ini bisa bertahan di berbagai musim.
Rata-rata tanaman tropis menyukai tempat yang teduh tanpa sinar matahari langsung sehingga mereka bisa tumbuh sangat baik. Berbeda jika mereka diletakkan di bawah cahaya matahari langsung, biasanya perkembangan mereka cenderung kurang baik. Bahkan daun dari tanaman ini bisa menguning apabila terkena cahaya matahari langsung dalam jangka waktu yang lama.
Selain memerlukan humidifier untuk menjaga kelembaban udara, para bule ini juga harus memahami kapan perlu menyiram tanamannya. Tanaman hias tropis menyukai media tanam yang lembab, sehingga tidak baik apabila menggunakan media tanam yang terus menerus basah. Hal ini bisa mengakibatkan akar dari tanaman tersebut membusuk.
Merawat tanaman dari luar negeri memang merupakan tantangan tersendiri untuk kolektor tanaman. Ada kepuasan tersendiri apabila berhasil merawat tanaman yang sulit untuk dirawat. Jadi para bule yang suka mengumpulkan koleksi tanaman dari Indonesia dituntut untuk mengetahui bagaimana habitat asli tanaman hias sehingga bisa membuat lingkungan yang sesuai dengan habitatnya
Dengan begitu usaha untuk mendatangkan tanaman hias dari luar negeri bisa terbayar lunas ketika melihat tanaman tersebut hidup dan bisa berkembang dengan baik
Bagaimana dengan anda? Apakah sudah berhasil mengembangkan tanaman tropis selama pandemi? Siapa tahu anda tertarik juga untuk mengirimkan tanaman ke luar negeri.***
Tanaman Hias Lokal yang Disukai Mancanegara - Akuratnews
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar