REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta jajarannya menggencarkan kearifan lokal kepada masyarakat untuk dapat mengevakuasi diri pascagempa.
Menurut Dwikorita, yang terpenting adalah membuat masyarakat pesisir pantai lebih cepat dengan kearifan lokal agar segera mengevakuasi diri ke tempat tinggi jika merasakan gempa.
"Apabila merasakan gempa, yang di pantai harus menjauh, digencarkan kearifan lokal," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Senin malam (26/7).
Dwikorita mengemukakan bahwa ada teori 20 hitungan untuk menghindari tsunami. Namun, teori tersebut dalam perkembangannya kini tidak berlaku lagi.
Ia meminta masyarakat pesisir yang merasakan gempa dalam hitungan kesepuluh harus segera menjauhi pantai. Selain itu, Dwikorita juga meminta kewaspadaan akan adanya kerusakan bangunan di sepanjang dataran pantai aluvial di dekat pusat gempa di Teluk Tomini, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.
Hal tersebut, lanjut dia, karena tanah pantai aluvial merupakan tanah yang lunak, berpasir, dan tanah lepas. Umumnya dengan guncangan bermagnitudo di atas 6, bangunan akan mudah rusak.
Selain itu, Dwikorita meminta masyarakat tetap tenang dan memonitor informasi dari BMKG, baik melalui aplikasi maupun sosial media. Apabila merasakan guncangan dan berada dekat dengan pantai, Dwikorita meminta masyarakat segera menjauh.
Sebelumnya, Kabupaten Tojo Una Una Kembali diguncang gempa bumi pada hari Senin pukul 19.09 WIB. Setelah pukul 10.52 WIB, gempa M 5,9 memicu guncangan kuat sekitar 2 detik hingga 3 detik yang dirasakan masyarakat setempat.
Parameter gempa menunjukkan pusat gempa terjadi 59 km timur laut Tojo Una-Una dengan kedalaman 10 km. Titik gempa ini berada di laut. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, gempa yang terjadi pada hari Senin pukul 10.52 WIB, pusat gempa berada 55 km timur laut Tojo Una Una dengan kedalaman yang sama, 10 km.
Dilihat dari jenis dan mekanisme gempa bumi, fenomena yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi karena sesar Lokal. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan normal atau normal fault.
Hingga pukul 19.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan gempa susulan atau aftershock sebanyak satu kali dengan M3,4.
BMKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat di Pesisir Bolaang dan Bunta untuk menjauhi pantau sementara waktu dan tetap tenang. BNPB mengimbau warga untuk tidak panik dan memantau situasi atau informasi dari sumber resmi, seperti dari BMKG, BNPB, maupun BPBD setempat.
BMKG Minta Gencarkan Kearifan Lokal untuk Evakuasi Diri - Republika Online
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar