Rechercher dans ce blog

Selasa, 06 April 2021

Emdeki Maksimalkan Pasar Lokal - Investor Daily

Gresik, investor.id-PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) akan memaksimalkan pasar lokal untuk mengerjar target penjualan, di antaranya dengan mendekatkan diri ke pengguna langsung, meningkatkan level layanan ke toko, menempatkan paling sedikit dua distributor di setiap provinsi, dan mengerahkan tim pemasaran. Emdeki menargetkan pertumbuhan kinerja tahun ini sama dengan tahun lalu mengingat situasi pasar lokal masih terdampak pandemi Covid-19 di tengah persaingan ketat dengan produk impor. Satu-satunya produsen kalsium karbit atau karbit di dalam negeri tersebut pada tahun lalu mencatat pertumbuhan penjualan 3% dan profit 20%.

Direktur Emdeki Vincent Secapraman mengatakan, tahun ini perseroan mengambil strategi memaksimalisasi pasar lokal yang selama ini berkontribusi 80% terhadap penjualan. Di pasar lokal ritel terutama toko menyerap paling banyak hingga 55-60%, disusul pabrik gas dan aneka tambang 20% dan sisanya pengguna langsung seperti tukang las dan perajin kerajinan kecil kategori Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Emdeki juga tetap fokus meningkatkan efisiensi hingga 90% dengan menekan biaya operasional. “Strategi itu yang kita jalankan tahun ini seperti halnya tahun lalu, bisa bertahan bahkan sekalipun di masa pandemi penjualan bisa tumbuh 3% dan profit juga tumbuh 20%. Kita tidak berharap bisa berkembang terlalu cepat tahun ini karena situasinya masih stagnan, bisa mempertahankan kinerja tahun ini sama dengan tahun lalu sudah sangat baik,” kata Vincent Secapraman di Gresik, Jawa Timur, Rabu (7/4).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tantangan utama yang dihadapi Emdeki tahun ini masih soal persaingan di pasar lokal dengan karbit impor dari Tiongkok. Karena produksi di negara asalnya memanfaatkan listrik murah, insentif pajak ekspor dan ditunjang dengan logistik pengiriman karena alur perdagangan yang mudah sehingga karbit impor itu bisa dijual di pasar lokal lebih murah. Emdeki kalah bersaing di sisi harga baik di pasar lokal atau pasar ekspor karena harus menanggung biaya listrik mahal, tidak mendapatkan insentif pajak saat ekspor dan biaya pengiriman ke negara tujuan ekspor juga lebih mahal. “Itu tantangan kita, kadang terseok-seok tapi bisa tetap survive, ya itu tadi dengan efisiensi dan pendekatan langsung ke pelanggan, ke toko-toko,” ungkap Vincent.

Dia menyatakan, beruntung perseroan memiliki pabrik di Gresik karena pengiriman ke pelanggan menjadi lebih cepat sehingga kualitas karbit juga lebih optimal sebab karbit dalam dua bulan bahkan lebih kualitasnya akan menurun, berubah menjadi debu karena kelembaban udara dan itu akan merugikan toko dan pengguna langsung.  “Itu daya saing kuat kita, pabrik kita di sini,” tandas Vincent. Oleh sebab pula, strategi pemasaran juga menjadi fokus utama dalam mempertahankan kinerja dengan memanfaatkan celah dari kelemahan pemasaran karbit impor terutama terkait dengan stok dan kemasan karbit. Toko yang menjual karbit impor tentu harus menyediakan stok setidaknya 100 ton untuk melayani pembeli dan itu membutuhkan biaya.

Melihat peluang itu, Emdeki melakukan inovasi sehingga toko tidak perlu lagi menyimpan stok terlalu banyak dengan waktu yang lama. Perseroan mengirim langsung ke toko-toko itu dengan waktu pengiriman berbeda untuk wilayah Jawa Timur selama satu dua hari, Jawa tengan tiga hari dan Jawa Barat empat hari. Inovasi juga terkait dengan kemasan, karena karbit itu komoditas yang perlu kemasan, berapapun kebutuhannya satu kemasan besar akan dibuka sesuai kebutuhan. Saat ada pembeli 2 kilogram (kg) atau 3 kg toko akan tetap membukanya, tangan menjadi kotor, makan waktu serta karbit bisa jadi debu sehingga akan merugikan toko.

Peluang Ekspor

Selain pasar dalam negeri, perseroan juga terus mencermati perkembangan pasar global untuk menangkap peluang ekspor. Ekspor tahun lalu ke India, sebelumnya juga sempat ekspor ke 5-7 negara, termasuk ke Jepang dan Amerika Serikat. Penjualan ekspor ke India tahun lalu menyumbang 20% dari total penjualan. Dengan kapasitas produksi karbit yang dihasilkan dari tanur listrik yang baru 24 ribu ton per tahun dan terpakai rata-rata 80%, perseroan mampu memenuhi kebutuhan pasar ekspor. Kalaupun permintaan ekspor cukup besar melebihi kapasitas tersebut, Emdeki bisa menaikkan kapasitas produksi menjadi 25-27 ribu ton dengan memanfaatkan tanur listrik yang pertama berkapasitas sama 24 ribu ton per tahun dan selama ini dicadangkan karena usianya hampir 30 tahun namun siap dioperasikan saat dibutuhkan. “Kalau di pasar ekspor ada permintaan, harganya cocok kita bisa melayaninya dengan kapasitas cukup,” kata Vincent.

Upaya ekspor 20% dari kapasitas produksi 24 ribu ton per tahun itu sebenarnya untuk mengimbangi impor bahan baku karbit, yakni batu metallurgical coke dari Tiongkok, yang menyumbang 25-30% dari total biaya produksi. “Kandungan lokal kita 75%, listrik 30%, impor batu coke dari Tiongkok 25-30% dan sisanya batu kapur dari lokal. Jadi kita upayakan ekspor 20%. Setelah pandemi kita kirim 500 kontainer ke India,” tandas Direktur Emdeki Chakravarthi Kilambi. Sepanjang 2020, Emdeki membukukan volume penjualan kalsium karbit sebesar 20.910 ton atau naik 3,2% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2019 sebesar 20.260 ton. Dari total volume penjualan 20.910 ton tersebut, ke pasar lokal sebanyak 18.590 ton dan ke pasar ekspor 2.320 ton.

Editor : Tri Listiyarini (tri_listiyarini@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily

Let's block ads! (Why?)


Emdeki Maksimalkan Pasar Lokal - Investor Daily
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...