Rechercher dans ce blog

Selasa, 06 April 2021

Kolaborasi Brand Jadi Strategi Produsen Sepatu Lokal di Solo Eksis di Tengah Pandemi | merdeka.com - Merdeka.com

Merdeka.com - Pandemi Covid-19, tak membuat 2 pemuda asal Solo ini putus asa dan berhenti berkarya. Produsen sepatu lokal Aerostreet, Adhitya Caesarico dan clothing brand Rowndivision, Kusdarmawan Aryo Baskoro, berkolaborasi menciptakan ribuan produk sepatu kekinian dengan harga terjangkau.

Kedua brand lokal asal Solo ini bakal meluncurkan produk sepatu limited edition atau edisi terbatas melalui media sosial instagram, Kamis (8/4). Sebanyak 5 ribu pasang sepatu yang didesain dua pengusaha muda ini akan dilelang cepat.

"Kami senang banget dengan tagline Lokal Tak Gentar (Aerostreet), kami merasa satu bagian dari hal itu," ujar Kusdarmawan Aryo Baskoro, pemilik Rowndivision, Kamis (6/4).

Menurut dia, Rowndivision yang memiliki tagline Industry Beyond Fantasy dan bertemu dengan Aerostreet dengan hastag Lokal Tak Gentar, membuat dirinya semakin termotivasi untuk berkolaborasi.

Riyo, sapaan akrab Kusdarmawan mengatakan, dalam kolaborasi tersebut, pihaknya menyiapkan desain sepatu yang diakui cukup memeras keringat meskipun terlihat simpel. Dibutuhkan waktu 2 bulan lebih untuk menyamakan ide yang beberapa kali terjadi benturan antara Rowndivision dan Aerostreet.

Namun akhirnya dari ide dan gagasan itu tercipta sebuah model sepatu yang memiliki ciri khas. "Kami memberi nama sepatu ini Armature. Cukup susah juga memberi nama, waktu itu sempat mau diberi nama Gladiator," terang Riyo.

Sementara itu, pemilik brand Aerostreet Adhitya Caesarico menambahkan, tahun ini pihaknya mencanangkan sebagai tahun kolaborasi. Produknya akan dilaunching setiap bulan dengan kolaborasi yang berbeda dan hanya diproduksI 5.000 pasang.

Selain Rowndivision, kerjasama serupa dilakukan dengan grup musik Endank Soekamti. Ke depan rencana kolaborasi juga akan dilakukan dengan band asal Yogyakarta Sheila on 7 dan lainnya.

"Rowndivision merupakan perusahaan yang pertama kali saya pikirkan untuk diajak kolaborasi produk sepatu. Karena kami sama-sama lokal dan dari Solo. Dan ternyata gayung bersambut dan akhirnya lahir sepatu Armature," kata Rico, sapaan akrab Adhitya Caesarico.

Rico menjelaskan, Armature mempunyai desain casual basic dengan dominasi warna putih kombinasi abu-abu dan memiliki dua warna detail yang berbeda, yakni forest green dan navy blue.

"Produk ini menjadi sepatu pertama produksi Aerostreet yang menggunakan detail bordir. Masing-masing hanya diproduksi 2.500 pasang untuk tiap warnanya," jelasnya lagi.

Baik Rico maupun Riyo optimistis penjualan produk sepatu dengan harga di bawah Rp 100 ribu itu akan habis dalam waktu kurang dari 3 menit. Hal tersebut terlihat antusiasme dari pertama kasih produk tersebut dibocorkan.

"Saya optimis tidak sampai lima menit 5.000 pasang akan ludes terjual," pungkas Rico.

Pandemi Covid-19 tak selalu berdampak buruk bagi dunia usaha. Meski perusahaan lain banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), namun produsen sepatu lokal yang memiliki pabrik di Klaten, ini justru merekrut ratusan, bahkan ribuan karyawan baru.

Sebelum pandemi, karyawan di pabrik 100 persen berbahan lokal ini hanya sekitar 200 orang. Namun setelah pandemi, meski sempat terhambat, namun berkat strategi marketing baru, pabrik ini kini memiliki 1.400 karyawan lebih. Para pekerja yang direkrut dari penduduk sekitar ini, mampu memproduksi 7.000 hingga 9.000 pasang sepatu per hari. [bal]

Let's block ads! (Why?)


Kolaborasi Brand Jadi Strategi Produsen Sepatu Lokal di Solo Eksis di Tengah Pandemi | merdeka.com - Merdeka.com
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...