JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah memutuskan untuk melarang mudik saat hari raya Idulfitri 1442 H atau Lebaran yang jatuh pada 6 hingga 17 Mei 2021.
Meski begitu, ada pengecualian larangan di beberapa wilayah kabupaten atau kota. Pengecualian larangan ini sering disebut dengan istilah mudik lokal.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi, mengatakan, pengertian mudik lokal adalah mudik yang diizinkan selama berada di wilayah aglomerasi.
Baca juga: Larangan Mudik, Tol Layang Japek Ditutup, Polisi Jaga Penyekatan 24 Jam
![Sebanyak 16 titik lokasi penyekatan disiapkan Polda Banten untuk mengantisipasi adanya masyarakat yang nekat mudik. Terutama di jalur menuju Pelabuhan Merak.](https://asset.kompas.com/crops/2AyBZ47Fo-sCUxWstafDRi7VVd8=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2021/04/19/607d41e881987.jpg)
Istilah mudik lokal ini mungkin masih asing bagi beberapa masyarakat di Indonesia. Menurut Budi, aglomerasi memiliki makna sebagai pengumpulan atau pemusatan dalam lokasi atau kawasan tertentu.
Dalam satu wilayah aglomerasi, warga diizinkan melakukan mudik lokal atau perjalanan antar kota atau kabupaten yang saling terhubung.
Misalnya di kawasan Jabodetabek, warga Jakarta atau sebaliknya, boleh pergi ke Bogor, Depok, Tangerang, maupun Bekasi.
Baca juga: Sandiaga Uno Beli Corolla Cross Hybrid di IIMS 2021
![Petugas memeriksa kendaraan roda empat di Jalan tol Jakarta - Cikampek Km 47, Karawang, Jawa Barat, Rabu (6/5/2020). Penyekatan akses transportasi di tol Jakarta - Cikampek tersebut sebagai tindak lanjut kebijakan larangan mudik dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc.](https://asset.kompas.com/crops/FRXLzNpFxwMFcOSXnrCM553SgZk=/0x0:999x666/750x500/data/photo/2020/05/08/5eb501132c7bc.jpg)
"Untuk kawasan perkotaan ada beberapa daerah yang boleh melanjutkan atau melakukan kegiatan pergerakan transportasi," ujar Budi, dalam keterangannya, Senin (19/4/2021).
Namun demikian, Budi juga mengatakan, kebijakan berdasarkan penetapan wilayah aglomerasi ini hanya berlaku untuk transportasi darat.
Terdapat 8 wilayah yang masuk dalam aglomerasi yang masyarakatnya diizinkan mudik lokal pada periode pelarangan.
Baca juga: Seberapa Hemat Penggunaan Mobil Listrik Dibanding Mesin Bensin?
![Suasana lalu lintas di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Senin (1/6/2020). Petugas melakukan penyekatan di pos Rindu Alam yang berbatasan dengan wilayah Cianjur untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 melalui aktivitas mudik masyarakat.](https://asset.kompas.com/crops/x3a5q2Ez5TVbTzBDUViBbrW8YdM=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2020/06/01/5ed5265889075.jpg)
Meski diizinkan, warga yang melakukan pergerakan di wilayah-wilayah tersebut wajib mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, bagi mereka yang ingin melintasi ke delapan wilayah itu, hanya diperbolehkan menggunakan transportasi darat. Di antaranya adalah mobil, sepeda motor, bus, dan kereta api.
Baca juga: Harga dan Spesifikasi Benelli Panarea, Penantang Vespa LX
![8 Wilayah Aglomerasi yang Bisa Mudik Lokal](https://asset.kompas.com/crops/XiPrePCsRSUjtbF5fPzv7i1N7wg=/0x0:900x600/750x500/data/photo/2021/04/17/607a688ee1751.png)
Berikut ini 8 wilayah yang diperboleh melakukan mudik lokal:
1. Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro)
2. Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek)
3. Bandung Raya
4. Semarang, Kendal, Demak, Ungaran, dan Purwodadi
5. Jogja Raya
6. Solo Raya
7. Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbangkertosusila)
8. Makassar, Sungguminasa, Takalar, dan Maros.
Begini Penjelasan Pengertian Mudik Lokal di Wilayah Aglomerasi - Kompas.com - Otomotif Kompas.com
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar