Perkenalkan, ini Desa Tritiro. Desa kecil yang terletak di Pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi bagian Selatan. Jaraknya kurang lebih 35 Km dari pusat Kabupaten Bulukumba, dan sekitar 185 Km dari Ibu Kota Provinsi, Makassar.
Beberapa waktu lalu, tim detikTravel melalui program Jelajah Desa BRILiaN berkesempatan untuk mampir ke Desa Tritiro yang penuh dengan pesona alam bahari. Memasuki wilayah desa, kami melewati jejeran rumah panggung eksotis yang berbahan kayu.
Selanjutnya ada pula patung jeruk yang menjadi ikon desa tersebut. Konon, puluhan tahun lalu nama Desa Tritiro sebagai penghasil jeruk manis yang banyak disukai masyarakat. Para turis yang berkunjung pun akan disambut hamparan laut jernih berwarna biru, serta gugusan pantai karang dan pasir putih yang lembut.
Di sana, kami berjumpa dengan Kepala Desa Tritiro Saiful Amar. Dia banyak berbincang tentang potensi wisata yang dimiliki desanya.
"Pertama potensi destinasi desa wisata, ada bibir pantai garis pantai yang begitu indah dari ujung utara sampai ujung selatan. Kemudian ada juga terdapat situs sejarah yang kami anggap sangat luar biasa yang tidak dimiliki oleh desa-desa lain di Bulukumba," kata Amar kepada detikTravel.
Kepada kami, Saiful menyampaikan cita-citanya untuk mengembangkan Desa Tritiro sebagai pusat wisata halal bagi masyarakat. Alasannya sederhana, karena 100% warga Desa Tritiro adalah muslim. Di samping itu, menurut Saiful di wilayah Bulukumba belum ada destinasi yang mengedepankan prinsip halal dan syariah.
"Kita mau menjadikan pusat wisata syariah (halal). Artinya sarana prasarana tempat ibadah memadai, itu sudah kita bangun. Kemudian bebas dari minuman beralkohol," terangnya.
 Mengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata Halal Foto: detikcom/Pradita Utama |
Walau tanpa minuman alkohol, namun Saiful memastikan wisatawan tetap bisa memiliki pengalaman yang menyenangkan. Salah satunya dengan mencicipi hidangan makanan dan minuman tradisional khas warga setempat, yang tidak hanya nikmat tapi juga terjamin kehalalannya.
"Contohnya minuman era sappang, itu minuman yang jadi ciri khas (Tritiro). Mudah dibuat, sekaligus baik untuk kesehatan. Dari kayu secang, dicelup dan direbus sampai mendidih," tuturnya.
Selanjutnya, kata Saiful, pihak pemerintah desa juga sangat memperhatikan ketersediaan sarana ibadah bagi para turis. Diketahui saat ini sudah tersedia 9 masjid untuk tempat salat, dan 1 masjid yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.
"Ketersediaan sarana ibadah yang bagus dan bersih itu menjadi faktor yang mendukung wisatawan untuk datang berkunjung," tuturnya.
Selama di sana, tim detikTravel mengakui kenyamanan masjid yang tersedia di Desa Tritiro. Jumlahnya banyak, dan jaraknya pun dekat. Yang tidak kalah penting, masjid-masjid di Desa Tritiro bersih serta memiliki ketersediaan alat salat yang lengkap. Ditambah lagi, mayoritas masjid di sana sudah dilengkapi pendingin AC, sehingga membuat kegiatan salat makin nyaman.
Saiful memaparkan ke depan pihaknya berencana untuk terus mengembangkan destinasi wisata di Desa Tritiro supaya menarik lebih banyak wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah. Tak hanya bersantai sambil menikmati suasana pantai, turis yang datang juga bisa menyaksikan proses pembuatan kerajinan anyaman lokal melalui paket wisata yang sedang disusun.
"Paket wisata mulai dari masuk, hingga berakhir di pengasapan ikan. Itu sudah dirancang. Nanti setelah menikmati perjalanan, kita pasti ingin makan. Nah di sana nanti disuguhkan kuliner. Ini paket wisata satu hari dengan makan dan minum di kisaran harga Rp 350 ribu per orang. Sudah termasuk 3 kali makan, makan pagi, makan siang, dan makan malam," terangnya.
Dengan berbagai potensi yang ada, tidak heran jika Desa Tritiro terpilih menjadi salah satu Desa BRILiaN terbaik pada tahun 2022.
"Tidak semua desa masuk di sana. Kami dapat penghargaan di kegiatan Desa BRILiaN 2022 dengan masuk di kategori 5 besar terbaik se-Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat. (Proses) ini tidak mudah," katanya.
 Mengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata Halal Foto: detikcom/Pradita Utama |
Saiful mengapresiasi program-program yang BRI hadirkan lewat Desa BRILiaN. Menurut dia, dengan adanya program pembinaan dan pelatihan, semakin memotivasi pemerintah desa untuk mengoptimalkan potensi-potensi wisata yang ada.
"Kehadirannya kami anggap sangat bermakna bagi saya dan ini menjadi cambuk untuk terus menjadi BRILiaN di masa-masa yang akan datang," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Unit BRI Tanah Lemo Farida Hairin menjelaskan Desa BRILiaN merupakan salah satu bentuk komitmen BRI dalam melakukan pengembangan untuk memajukan desa. Dikatakannya, Desa Tritiro yang kaya akan potensi wisata dan budaya, seperti wisata Pantai Sapahatu (dulunya Pantai Samboang), pusat kerajinan anyaman daun lontar, dan lainnya, memenuhi kriteria untuk menjadi Desa BRILiaN.
"Harapan semoga desa tersebut memiliki peningkatan dari segi kapasitas dan kapabilitas. Bisa dilihat dari nasional potensi desa yg ada di sana. Apalagi sekarang ada digital bisa dilihat potensi budaya, wisata, atau pertaniannya," pungkasnya.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILiaN yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILiaN lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!
 Mengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata Halal Foto: detikcom/Pradita Utama |
Potensi Desa Tritiro Kembangkan Wisata Halal Menjunjung Kearifan Lokal - detikTravel
Kelanjutan artikel disini
/data/photo/2024/01/29/65b79dc8df014.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar