JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai local currency transaction (LCT) pada 2022 sebesar 3,8 miliar dollar AS, atau setara Rp 57,34 triliun. Capaian ini meningkat 52 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 2,5 miliar dollar AS.
Sebagai informasi, skema LCT ini merupakan inovasi pengembangan local currency settlement (LCS) dengan memperluas cakupan kerja sama untuk mengakomodasi transaksi sistem pembayaran lintas negara.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, saat ini Indonesia telah melakukan kerja sama LCT dengan Thailand, Jepang, Malaysia, dan China.
Baca juga: Transaksi Digital Banking 2022 Capai Rp 52.545 Triliun, BI Perkirakan Tahun Ini Tumbuh 22 Persen
Dari total transaksi perdagangan di masing-masing negara tersebut, sebanyak 3-4 persen transaksi sudah menggunakan metode LCT.
"Ke depan tentunya ini menjadi salah satu penguatan untuk peningkatan dari sisi stabilitas nilai tukar dan ini nanti akan menjadi trigger untuk transaksi perdagangan yang meningkat," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (20/1/2022).
Melihat pertumbuhan LCT di masa pandemi Covid-19 itu, BI akan memperluas penggunaan LCT tidak hanya di empat negara Asia tetapi juga ke negara-negara lain, khususnya kawasan Asia seperti India dan Korea Selatan (Korsel).
Baca juga: BI Segera Terapkan Instrumen Operasi Valas Baru Terkait Devisa Hasil Ekspor SDA
"Kita juga akan memperluas LCS ini tidak seperti sekarang perdagangan dan investasi, bahkan juga ke depan dalam transaksi di pasar uang. Jadi judulnya tidak lagi LCS tapi LCT, jadi lebih luas," jelasnya.
Terlebih yang akan memperluas LCT tidak hanya Indonesia, negara mitra juga memperluas penggunaan ke negara lain seperti China diperluas ke Filipina dan Singapura.
Dengan demikian, LCT akan menjadi salah satu strategi untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap mata uang dollar AS.
Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Bos Bulog Akui Masih Ada Mafia
Pengembangan LCT ini dimaksudkan untuk mendorong penguatan konektivitas pembayaran di kawasan (regional payment connectivity/RPC) melalui kemudahan penyelesaian transaksi antara negara ASEAN 5 dalam mata uang lokal masing-masing negara sehingga mendukung perdagangan dan investasi lintas negara di kawasan.
Sinergi LCT dengan RPC ini juga sejalan dengan upaya G20 dan negara kawasan untuk melakukan diversifikasi mata uang, mengatasi potensi hambatan dalam kegiatan pembayaran lintas negara, mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, dan agenda prioritas ASEAN 2023 di bawah Keketuaan Indonesia.
"Ini juga akan menjadi topik di ASEAN 2023 bagaiamna LCS akan terus dikembangkan di kawasan," tukasnya.
Baca juga: BI Minta Perbankan Tak Buru-buru Kerek Bunga Kredit
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.BI Akan Perluas Transaksi Mata Uang Lokal ke India dan Korsel - Kompas.com - Kompas.com
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar