Rechercher dans ce blog

Sabtu, 25 Juni 2022

Pelestarian Kearifan Lokal, Haul Syeh Jangkung Murid Sang Wali Songo - Kompasiana.com - Kompasiana.com

Pada era globalisasi yang sudah berlangsung saat ini, menjaga dan melestarikan kearifan lokal merupakan suatu tantangan tersendiri bagi generasi muda. 

Di seluruh pelosok Nusantara khususnya, masing-masing daerah tentu mempunyai kearifan lokalnya sendiri. Dengan fakta tersebut kita sadar akan begitu kayanya negeri yang kita cintai ini. 

Namun sayangnya banyak generasi muda yang belum atau bahkan tidak tahu dan terkesan kurang peduli terhadap kearifan lokal daerahnya masing-masing. Untuk itu perlu peran stakeholder, mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat, pengusaha serta orang tua untuk membimbing para generasi penerus bangsa untuk menjaga kearifan lokal agar tidak hilang ditelan zaman.

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan pengetahuan kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan masyarakat lokal. Kearifan lokal sendiri dinilai sangat bermanfaat dan sudah menjadi bagian dari cara hidup masyarakat. Kebanyakan kearifan lokal di Indonesia juga mengajarkan hal-hal positif seperti toleransi, saling menghormati, gotong royong dan hal baik lainnya.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas kearifan lokal dari Kota Pati. Kenapa Pati ? Karena Kota Pati merupakan kota kelahiran ibuku serta kearifan lokalnya sudah menjadi bagian dari kekayaan daerahku. Kota Pati sendiri mempunyai kearifan lokal yang cukup dikenal yaitu Haul Syeh Jangkung, yang merupakan serangkaian kegiatan buka luwur atau mengganti kain kelambu penutup Makam Syeh Jangkung. 

Makam Syeh Jangkung ini tepatnya berada di Dusun Landoh Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Haul Syeh Jangkung biasa selalu diadakan setahun sekali pada bulan rajab tanggal 14-15. 

Syeh Jangkung sendiri atau yang mempunyai nama asli Saridin adalah ulama besar dan ahli di bidang tasawuf, beliau salah satu ulama pada abad ke 15 yang menyebarkan agama islam di pulau jawa bahkan konon sampai pulau sumatera. Beliau juga merupakan murid dan utusan dari salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga, dan pernah juga mengabdi menjadi santri dari Sunan Kudus.

Ada beberapa kegiatan yang diselenggarakan H-1 sebelum acara buka luwur. Prosesinya sendiri biasanya dimulai dari nyadran tabur bunga di Makam Syeh Jangkung oleh tokoh masyarakat, pengurus makam serta para tamu undangan. 

Setelah itu diadakan arak-arakan gunungan dan pusaka milik Syeh Jangkung, untuk gununangnya terdiri dari dua bagian yaitu hasil bumi dan makanan matang yang merupakan suatu bentuk doa masyarakat kepada Allah SWT agar masyarakat berkecukupan selama setahun mendatang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Lihat Semua Komentar (0)

Video Pilihan

Adblock test (Why?)


Pelestarian Kearifan Lokal, Haul Syeh Jangkung Murid Sang Wali Songo - Kompasiana.com - Kompasiana.com
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...