Rechercher dans ce blog

Selasa, 22 Februari 2022

Kedelai Lokal Vs Kedelai Impor untuk Tahu dan Tempe, Apa Bedanya? - Detikcom

Jakarta - Gejolak harga kedelai kembali diperbincangkan publik karena dampaknya yang sangat besar. Mahalnya kedelai impor mengakibatkan pengrajin tempe tahu mogok produksi dan menyebabkan kelangkaan.

Menurut Ketua Umum Gabungan Asosiasi Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, kedelai lokal sebetulnya bisa digunakan untuk produksi tempe tahum Kualitas kedelai lokal tak kalah dengan yang impor.

"Kalau kelebihan kedelai lokal itu non GMO (Genetically Modified Organisms), lebih natural, kalau orang bilang nggak pakai apa-apa. Kalau kedelai Amerika Serikat, Brasil, dan lainnya itu pasti GMO, makanya hasil panennya besarannya standar dan warna kuningnya bagus," terangnya seperti dikutip dari detikFinance, Rabu (23/2/2022).

Kedelai lokal vs Impor, mana yang lebih baik untuk tempe dan tahu?

1. Kedelai lokal lebih murah dan bergizi

Aip mengatakan, kedelai lokal lebih murah dan lebih bergizi daripada kedelai impor. Kedelai lokal juga bisa bersaing soal harga dengan produk impor yang berasal dari luar negeri.

"Kedelai lokal itu sesungguhnya gizinya, proteinnya, kalorinya dan lain-lain lebih bagus dari kedelai impor, lebih harum, lebih ini dan lain sebagainya. Sebetulnya kalau bicara harga sekarang kedelai lokal itu juga lebih murah," ungkapnya.

2. Ukuran kedelai lokal cocok untuk olahan tahu

Menurut Aip, kedelai lokal lebih cocok untuk produksi tahu. Hal in disebabkan ukuran polong kedelai lokal yang kurang seragam, sehingga kadang ada yang tidak memenuhi standar olahan.

"Biji dari kedelai lokal itu tidak standar, itu ada yang besar, kecil, ada yang ini. Jadi karakteristik kedelai lokal ini lebih bagus kalau dibikin menjadi tahu saja," tuturnya.

Selain itu, kedelai lokal tak selalu tersedia di pasaran. Berbeda dengan kedelai impor yang lebih mudah dijangkau konsumen. Misalnya perajin tahu-tempe yang harus produksi setiap hari.

"Kedelai lokal itu tidak selalu ada, padahal kami itu tiap hari atau harus produksi, jadi kalau kami produksi kedelai sekarang tiba-tiba besoknya tidak ada ini jadi bingung akhirnya rusaklah produksi kami tahu dan tempe kami," ujarnya.

3. Kebersihan kedelai impor vs lokal?

Aip mengatakan, kedelai lokal yang sampai ke perajin selalu datang dalam keadaan kotor meski lebih murah dan unggul. Sehingga, produsen tahu tempe harus punya waktu ekstra untuk membersihkannya.

"Kedelai lokal itu kotor, di situ di dalam karungnya itu ada tanah, ada ranting, daun, ada lain-lain sebagainya. Kalau kedelai impor, tinggal pakai lah," jelas Aip.

Faktor inilah yang jadi pertimbangan produsen tahu tempe hingga memilih kedelai impor. Produsen tidak punya banyak waktu setiap hari, karena harus terus mengolah kedelai menjadi tahu dan tempe.

Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Ayep Zaki, kebutuhan kedelai Indonesia saat ini mencapai 3 juta ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia harus mengimpor 80% atau setara 2,4 juta ton.

Jika dikonversikan dengan harga per kilogram (kg), kedelai belakangan ini harganya Rp 10.000. Perhitungan tersebut artinya impor kedelai bisa mencapai Rp 24 triliun.

Simak Video "Curhatan Hati Perajin Tahu di Ciamis saat Harga Kedelai Melambung"
[Gambas:Video 20detik]
(faz/row)

Adblock test (Why?)


Kedelai Lokal Vs Kedelai Impor untuk Tahu dan Tempe, Apa Bedanya? - Detikcom
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...