REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berupaya mengembangkan peluang UKM lokal khususnya pelaku usaha batik. Hal ini agar UKM memiliki daya saing bahkan dapat merambah ke mancanegara.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan perseroan berkomitmen untuk mendukung batik sebagai warisan budaya Indonesia. “Pupuk Kaltim juga melihat potensi batik lokal dengan corak dan motif unik, sebagai peluang usaha menjanjikan yang bisa digarap serius oleh masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (3/10).
Menurutnya perseroan telah mengembangkan Batik Beras Basah, Kuntul Perak, dan Batik Malahing merupakan hasil kreasi ibu rumah tangga binaan yang bermukim di pesisir Bontang. “Pupuk Kaltim ingin menunjukkan jika batik memiliki nilai dan kearifan tersendiri bagi masyarakat. Inilah yang terus kita kembangkan sebagai budaya dan ciri khas Indonesia,” ucapnya.
Rahmad mengungkapkan perseroan juga berupaya mendorong para pelaku batik binaan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, sekaligus menyasar potensi pasar dengan lebih luas. Sebab pembinaan Pupuk Kaltim tak hanya berbicara pada keberhasilan pengelolaan serta manajemen usaha saja, tapi juga menciptakan lebih banyak peluang sektor usaha yang dijalankan.
"Bukan tidak mungkin batik Bontang bisa tembus pasar ekspor dan ini yang terus didorong Pupuk Kaltim untuk perkembangan batik mitra binaan, karena peluang dan daya saing itu harus dimanfaatkan dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu Owner Batik Beras Basah Eko Widji Rahayu menambahkan Pupuk Kaltim berperan penting terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya, hingga menjadi salah satu batik kebanggaan masyarakat Bontang. Pada 2018, Batik Beras Basah mampu menjadi batik lokal pertama di Kalimantan Timur yang meraih Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) jenis batik tulis, cap dan kombinasi, dari Badan Standardisasi Nasional (BSN).
“Kini kami telah melayani berbagai permintaan pasar di dalam dan luar negeri, berbagai jenis produk batik mulai kain hingga pakaian jadi dan lainnya,” ucapnya.
Batik Beras Basah terinspirasi dari nama icon wisata Kota Bontang, dengan corak biota laut. Nama ini juga dinilai mewakili Bontang agar nama daerah maupun Pulau Beras Basah sebagai ikon wisata semakin dikenal secara luas. Batik Beras Basah telah menjadi mitra binaan Pupuk Kaltim sejak 2010, yang tak hanya memperoleh manfaat berupa modal usaha, tapi juga difasilitasi beragam pelatihan dan kompetensi, hingga promosi dan hak paten merek dagang.
Owner Batik Kuntul Perak Kadir Assegaf yang juga difasilitasi Pupuk Kaltim untuk mendapatkan SPPT SNI pada 2019. Pemberdayaan pada awal pandemi Covid-19 untuk pembuatan masker batik bak durian runtuh baginya, karena jumlah pesanan 10 ribu masker di luar ekspektasinya akibat kelangkaan masker kala itu.
“Kami menggandeng belasan penjahit lokal Bontang serta puluhan penjahit pemula dari LKP binaan Pupuk Kaltim, agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi,” ucapnya.
Pupuk Kaltim Dorong Pelaku UMKM Batik Lokal Melalui SNI - Republika Online
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar