JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu dampak yang sering kali terjadi dari adanya pembangunan jalan tol adalah matinya usaha masyarakat lokal yang berlokasi di jalan-jalan nasional.
Jalan tol yang dibangun dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat, justru sering menjadi ancaman bagi eksistensi usaha-usaha lokal di sekitarnya.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Hal ini seperti ditekankan Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio dalam pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Menanggapi hal itu, Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan salah satu solusi mempertahankan usaha lokal dalam pembangunan JTTS adalah dengan membangun banyak exit toll atau pintu keluar tol.
Keberadaan exit toll menjadi kunci agar kegiatan atau aktivitas masyarakat lokal yang sudah ada sebelumnya tidak hilang begitu saja.
Baca juga: Hatta Rajasa: Jika Jembatan Selat Sunda Dibangun, Potensi Tol Trans-Sumatera Bisa Lebih Optimal
"Di sini sangat tergantung pada exit toll-nya. Jadi exit toll itu mempertahankan kegiatan lokal yang sebelumnya ada itu biar tidak mati," kata Ari dalam diskusi virtual Hutama Karya (HK) Academy, Kamis (09/09/2021).
Dibangunnya exit toll di lokasi yang mengarah pada pusat sentra ekonomi lokal juga sangat penting untuk membuat aktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tetap berjalan.
"Daerah-daerah itu merasa memiliki tol, jadi mereka bisa hidup dari tol," jelasnya.
Lebih jauh Ari mencontohkan dibuatnya banyak exit toll ini juga dilakukan dalam pembangunan jalan bebas hambatan Interstate 80 Highway sepanjang 4.666 kilometer dan Interstate 90 sepanjang 5.987 kilometer di Amerika Serikat.
Sebelumnya, Jalan Tol Interstate tersebut sempat mematikan usaha-usaha lokal di negara-negara bagian Amerika Serikat.
Baca juga: Hatta Rajasa: Tersambung Tol, Perjalanan Lampung-Aceh Hemat 60 Jam
Rektor UI Ungkap Solusi agar Tol Trans-Sumatera Tak Matikan Usaha Lokal - Kompas.com - KOMPAS.com
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar