JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga pelaku usaha asal Jawa Timur peserta Export Coaching Program (ECP) Kementerian Perdagangan 2021 berhasil melakukan ekspor perdana, menembus pasar baru, dan mendapatkan pembeli baru.
Ketiga pelaku ekspor tersebut adalah CV Miracle Agro Spices, PT Umbra Prasia, dan PT Kriya Alam Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi berharap, melalui ECP, diharapkan jumlah eksportir-eksportir baru terus bertambah dan memberikan dampak bagi pemulihan ekonomi Indonesia.
Baca juga: Ingin Masuk Pasar Ekspor, Simak Istilah-istilah Perdagangan Ekspor Berikut
“Capaian para pelaku usaha dalam menembus pasar ekspor baru sangat membanggakan di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir serta dampak yang ditimbulkan,” ungkap Didi dalam siaran resminya, dikutip Kompas.com, Senin (13/9/2021).
CV Miracle Agro Spices berhasil melakukan ekspor perdana ke Chennai, India pada 2 September 2021 untuk produk damar batu sebanyak 1 kontainer 20 feet dengan nilai transaksi sekitar Rp 164 juta.
Selanjutnya, PT Umbra Prasia berhasil menembus pasar baru di negara non-tradisional pada 13 Agustus 2021 lalu dengan mengekspor produk glass container/glass tableware sebanyak 1 kontainer ke Luanda, Angola dengan nilai transaksi sebesar 16,42 ribu dollar AS.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Sementara PT Kriya Alam Indonesia berhasil mendapatkan pembeli baru dan mengekspor produk interior dari batu alam (sink riverstone) ke Venlo, Belanda sebanyak 2 kontainer 40 hc pada 11 Agustus 2021 dan 3 kontainer 40 hc pada 14 Agustus 2021 dengan nilai transaksi 98,36 ribu dollar AS.
Menurut Didi, para pelaku usaha tersebut mendapatkan pendampingan intensif dari program ECP mengenai strategi ekspor yang perlu dilakukan di masa pandemi.
Contohnya, langkah antisipatif terkait informasi kapal yang kedatangannya di luar jadwal, mendadak, atau bahkan tertunda.
Selain itu, cara mengatasi kendala logistik seperti kelangkaan container ekspor, hingga biaya pengiriman yang juga merupakan bagian penting dari perencanaan ekspor di masa pandemi.
“Kemendag akan terus mendampingi, membantu, mendorong, dan memberikan fasilitasi kepada para pelaku usaha potensial ekspor guna peningkatan kesiapan ekspor untuk mendukung peningkatan ekspor secara nasional,” jelas Didi.
Didi juga mengapresiasi dukungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur yang turut memfasilitasi kemudahan layanan Surat Keterangan Asal serta informasi peluang dan kegiatan di Jawa Timur untuk pelaku usaha.
ECP merupakan kegiatan pembinaan UKM selama setahun. Pendampingan yang diberikan mencakup kegiatan peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan mencari potensial buyer, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.
Program pendampingan ekspor ini sendiri telah berlangsung sejak 2010.
Baca juga: Menkop UKM: Permintaan Ekspor Produk UMKM Tinggi, tetapi...
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Heryono Hadi Prasetyo mengatakan, ECP ditujukan bagi para pelaku usaha yang telah mendaftarkan diri dan memenuhi kriteria untuk mengikuti program pendampingan ekspor serta juga melalui proses verifikasi.
"Para peserta memperoleh pengetahuan ekspor secara komprehensif dan memiliki kesempatan menjalin jaringan dalam perdagangan internasional," kata Heryono.
“Kemendag terus berkomitmen untuk mendampingi peserta ECP guna berhasil menembus pasar ekspor. Peserta ECP diberikan pendampingan pentingnya riset pasar, mencari buyer, peningkatan standar produk ekspor, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, pemenuhan persyaratan ekspor serta pengembangan divisi ekspor,” sambung Heryono.
Lewat Program Ini, 3 Pebisnis Lokal Berhasil Lakukan Ekspor Perdana - Kompas.com - Kompas.com
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar