Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi asing (Penanaman Modal Asing/PMA) mencapai Rp111,7 triliun pada kuartal I 2021. Jumlahnya lebih tinggi dari realisasi investasi lokal (Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN) sebesar Rp108 triliun.
"Ketika kuartal IV (2020), FDI (foreign direct investment) kita kalah dengan PMDN, tapi sekarang mulai melebihi PMDN. Ini menunjukkan kepercayaan dunia kepada Indonesia dan aktivitas PMA sudah mulai normal dan bisa lakukan adaptasi pada perkembangan pandemi covid-19," ujar Bahlil dalam konferensi pers virtual, Senin (26/4).
Bahlil menilai hal ini sekaligus menjawab bahwa Indonesia sudah kembali diminati oleh investor asing.
"Saya pikir ini bagus supaya kemarin ketika PMA turun, Indonesia (dianggap) tidak dipercaya asing, itu keliru, tapi tidak apa, kita selalu jawab dengan kinerja dan hari ini sudah mulai terbukti," imbuhnya.
Bahkan, aliran investasi PMA tumbuh lebih tinggi dari PMDN secara tahunan bila dibanding kuartal I 2020, yaitu mencapai 14 persen. Sementara, pertumbuhan investasi PMDN justru terkontraksi 4,2 persen.
Namun, secara kuartalan bila dibanding kuartal IV 2020, pertumbuhan PMA cuma 0,6 persen. Sedangkan, PMDN mencapai 4,2 persen.
Kendati begitu, realisasi investasi PMA baru mencapai 23,8 persen dari target Rp469,8 triliun. Sementara, PMDN sudah mencapai 25,1 persen dari target Rp430,2 triliun.
Berdasarkan sektor industri, aliran investasi asing banyak masuk ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya mencapai US$1,7 miliar atau setara 22,4 persen dari total PMA.
Selanjutnya, mengalir ke industri makanan US$1 miliar atau 12,7 persen, transportasi, gudang, dan telekomunikasi US$800 juta atau 11 persen, listrik, gas, dan air US$600 juta atau 7,8 persen, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi US$600 juta atau 7,8 persen, dan lainnya.
Berdasarkan lokasi, PMA membanjiri Jawa Barat US$1,4 miliar atau 18,9 persen dari total investasi asing pada kuartal I 2021. Sisanya, berada di DKI Jakarta US$1 miliar atau 13,1 persen, Sulawesi Tengah US$600 juta atau 7,5 persen, Riau US$600 juta atau 7,3 persen, Sulawesi Tenggara US$500 juta atau 7,2 persen, dan lainnya.
"Investasi PMDN lebih banyak di wilayah aman dengan infrastruktur terjamin seperti di Pulau Jawa. Tetapi, PMA banyak masuk ke luar Jawa, seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan lainnya," jelasnya.
Berdasarkan negara asal, investasi asing berasal dari Singapura mencapai US$2,6 miliar atau 34 persen dari total. Lalu, dari China US$1,03 miliar atau 13,6 persen, Korea Selatan US$851,1 juta atau 11,1 persen, Hong Kong US$822,1 juta atau 10,8 persen, Swiss US$466,2 juta atau 6,1 persen dari total, dan lainnya.
Berdasarkan tenaga kerja, PMA menyerap 146.163 pekerja. Sementara itu, PMDN 165.630 pekerja, sehingga totalnya mencapai 311.793 pekerja pada kuartal I 2021.
(uli/bir)Investasi Asing Mengalir Lebih Deras Ketimbang Lokal - CNN Indonesia
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar