JAKARTA – Keinginan konsumen menjadi dasar pengembangan inovasi produk-produk dari jenama (merek) kosmetik Helwa Beautycare agar perusahaan bisa tetap bersaing. Public Relation Helwa Masdiana Dewi, mengatakan sejak diluncurkan pada 1 Februari 2021, permintaan pasar terus meningkat.
"Kami telah meluncurkan BB Cushion, Loose Powder, Eyeliner pen, Eyebrow dan juga Lipcream dimana banyak bagian sesuai dengan keinginan konsumen dan disesuaikan dengan kulit wanita Indonesia," kata Masdiana, Selasa (27/4) seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, modernisasi bisnis domestik kini semakin menunjukkan peningkatan baik dari aspek kualitas hingga ke pelayanan. Nilai kepercayaan juga jadi hal yang tak kalah penting.
Teknologi informasi sendiri, jadi lahan untuk para pebisnis untuk berlomba menjual kualitas yang berujung pada kepuasan pelanggan, termasuk sarana kecantikan melalui kosmetik. Pentingnya kecantikan untuk kaum Hawa yang berlaku juga di tengah pandemi, membuat konsumen semakin selektif memilih kebutuhan untuk kulit dan kosmetik dan mencari yang terbaik.
Pendiri Helwa Beautycare Nabella Tamim mengatakan, pihaknya selalu ingin belajar agar bisa terus mengikuti tren teranyar di dunia kosmetik.
“Kami selalu berinovasi dan tidak mau ketinggalan zaman, selalu belajar dan mengikuti trend terbaru di bidang kosmetik dan mengurai konsep terbaru untuk menghadirkan produk-produk yang diinginkan pasar," kata Nabella.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melansir industri kosmetik yang merupakan bagian dari industri bahan kimia dan barang dari kimia, tumbuh 4,67% pada 2020. Hal ini dipicu meningkatnya produksi sabun, karena kebutuhan masyarakat untuk mencuci tangan naik di masa pandemi covid-19.
Produk Halal
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, tantangan besar bagi Indonesia untuk bisa menjadi produsen terbesar bagi produk halal di dunia saat ini ialah, dengan melakukan perbaikan data produk-produk halal di dalam negeri.
"Kodifikasi dan pencatatan ekspor produk halal Indonesia harus tuntas, sehingga Indonesia dapat tercatat sebagai negara pengekspor produk halal terbesar. Jadi bagaimana supaya ada gerakan-gerakan yang agresif," kata Wapres Ma’ruf Amin saat memberikan arahan kepada jajaran Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Jakarta, Senin (26/4).
Wapres menjelaskan, tantangan pendataan produk-produk halal itu antara lain terlihat dari kendala pada proses sertifikasi halal dan identifikasi jenis produk halal.
Banyaknya jenis produk yang berpeluang untuk dikembangkan di industri halal dalam negeri, lanjut Wapres, memerlukan sistem pendataan baik sehingga dapat meningkatkan ekspor produk halal.
“Beragam produk halal yang potensial tersebut antara lain makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan fesyen,” sebut Wapres.
Strategi agresif dan perbaikan sistem pendataan tersebut merupakan beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah, untuk dapat mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia pada 2024.
Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy Report Tahun 2019-2020, Indonesia bisa naik peringkat sebagai negara produsen produk halal dunia, yakni dari peringkat ke-10 menjadi peringkat ke-5 dengan skor 49. Namun demikian, posisi Indonesia tersebut masih ada di bawah Malaysia, Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain dan Arab Saudi. (Faisal Rachman)
Ikuti Kemauan Konsumen, Cara Kosmetik Lokal Bersaing - Validnews
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar