REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian terus mendorong optimalisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada setiap produk industri nasional. Tidak hanya bertujuan memacu daya saing, tapi juga mendukung produktivitas bagi sektor pembuat komponennya.
“Langkah optimalisasi teknologi ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin untuk menaikkan nilai TKDN menjadi 50 persen pada 2024. Itu sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 sampai 2024,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi di Jakarta, Sabtu (24/4).
Ia menegaskan, seluruh satuan kerja (satker) di bawah binaannya siap melayani industri dalam negeri demi memenuhi pengoptimalan TKDN produknya. Baik melalui optimalisasi teknologi rekayasa proses maupun rekayasa bahan baku.
“Jadi, akan meningkatkan penggunaan bahan baku sumber daya alam lokal atau hasil industri hulu lokal,” jelasnya melalui siaran pers pada Ahad (25/4).
Ia mengatakan, salah satu satker BSKJI Kemenperin, yakni Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) Banjarbaru (BRSBB) telah berhasil menyediakan substitusi pemenuhan bahan baku dari clay impor dengan clay lokal atau kaolin dari Pulau Belitung yang diterapkan pada produksi lembaran rata kalsium silikat. Inovasi itu merupakan bentuk sinergi antara BRSBB dengan PT Sinar Nusantara Industries (PT SNI) melalui kerja sama magang industri dan layanan jasa optimalisasi teknologi industri.
“Melalui kolaborasi tersebut, BRSBB berhasil menunjukkan kualitas lembaran rata kalsium silikat yang dihasilkan dengan bahan kaolin Belitung sebanding dengan kualitas produk serupa dengan bahan clay impor,” tutur Doddy.
Bahan Baku Lokal Dioptimalkan - Republika Online
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar