Rechercher dans ce blog

Senin, 08 Maret 2021

Dinas Pendidikan DKI Siap Implementasi Muatan Lokal Baru di Tahun Ajaran 2021/2022 | merdeka.com - Merdeka.com

Merdeka.com - Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sedang merevisi kali kedua silabus muatan lokal (mulok) khususnya tentang kebudayaan Betawi untuk diimplementasikan di sekolah-sekolah. Dinas Pendidikan berkomitmen melestarikan dan memperkenalkan nilai-nilai masyarakat Betawi kepada masyarakat Jakarta yang multikultural dengan payung hukum Perda No 4/2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi dan Pergub No 89/2018 tentang Kurikulum Muatan Lokal di Sekolah/Madrasah.

Dr Nahdiana, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, menyampaikannya saat menjadi pembicara kunci di Kuliah Daring Gerbang Betawi (GB) dengan topik 'Muatan Lokal Betawi dalam Sistem Pendidikan DKI Jakarta', akhir pekan lalu (5/2).

Kuliah daring ke-4 ini juga menghadirkan narasumber; N Syamsudin Ch Haesy mewakili Direktur Eksekutif Gerbang Betawi, Dr Tuti Tarwiyah Adi (Direktur Departemen Budaya GB); Prof Dr Agus Suradika, anggota Dewan Pakar GB, dan budayawan Yahya Andi Saputra yang membacakan puisi.

"Silabus mulok hasil revisi itu akan diterapkan di tahun ajaran baru. Revisi dilakukan antara lain berdiskusi dengan Lembaga Kebudayaan Betawi. Kami akan mulai dengan melekatkan itu (mulok) dengan mata pelajaran di SMP/SMA terintegrasi dalam mata pelajaran seni-budaya, olahraga, dan sebagainya," ujar Kepala Dinas Pendidikan Nahdiana.

Materi mulok Betawi, lanjut dia, akan diimplementasikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang sarat makna dan memperkenalkan budaya Betawi dari segala aspeknya. Seperti sisi keseniannya, kuliner, permainan, dan sebagainya sehingga warga Jakarta yang multikultural memahami dengan benar kebudayaan Betawi, yang sesuai amanah Perda No 4/2015, wajib dilestarikan oleh pemerintah provinsi.

Tantangan dan Kendala Mulok

Namun ada tantangan implementasi mulok di tingkat sekolah menengah, karena harus hadir di mata pelajaran tersendiri. Ada beban kurikulum di sini, sehingga perlu diatur ulang dan integrasi kurikulum di tingkat SMP/SMA/SMK.

"Kendalanya di sini, siapa yang berhak memberikan sertifikasi kepada para guru/pengajar yang sudah bisa mengajar mulok nanti. Ini yang kami sedang bicarakan," katanya.

Menurut dia, Dinas Pendidikan intinya berkomitmen melekatkan mulok Betawi dalam implementasi pendidikan, sesuai dengan visi pendidikan di DKI Jakarta, yakni 'Tuntas dan Berkualitas untuk Semua'. Apalagi pandemi Covid-19 juga menjadi momentum untuk mempercepat perubahan sistem pendidikan di DKI. Namun, pembelajaran mulok di sekolah-sekolah harus melibatkan partisipasi semua pihak.

Untuk itu, dibutuhkan pelatihan-pelatihan dan penyegaran baik kepada para guru maupun pendalaman konsep mulok, termasuk penerapan permainan tradisional dan mata pelajaran olahraga yang terkoneksi dengan mulok. Nahdiana, mencontohkan, bagaimana memperkenalkan permainan lokal dengan konsep teknologi, tanpa meninggalkan substansi atau nilai-nilai masyarakat Betawi yang religius, plural, jujur, dan menghormati.

"Kita ingin anak-anak Jakarta kenal silat Betawi, kulinernya seperti bir pletok, permainannya, dan sebagainya. Sehingga warga Jakarta yang multikultural, dari beragam suku, memahami betul ada budaya Betawi yang perlu dilestarikan sesuai amanah perda, karena mencintai Tanah Air adalah mencintai budaya," ujar kepala dinas yang membuka pintu kolaborasi dengan Gerbang Betawi untuk implementasi mulok di tahun ajaran mendatang.

N Syamsudin CH Haesy, yang biasa disapa Bang Sem, berpendapat mulok di sekolah penting sebagai cara memperkenal budaya tempatan. Dalam konteks Jakarta, adalah budaya Betawi, supaya para siswa; anak-anak Indonesia dan asing di Jakarta, paham dimensi Betawi dan kebetawian secara tepat dan benar. Misalnya paham bahasa Betawi, estetikanya, etikanya, artistiknya, dan integritasnya sebagai masyarakat religius, berkarakter, dan menjunjung peradaban.

"Gerbang Betawi dan Dinas Pendidikan telah satu pikiran bahwa mulok penting dalam proses pendidikan di DKI, yang mana pelaksanaanya bisa dilakukan oleh Gerbang Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi, atau para pelaku seni-budaya," ujar Bang Sem bersemangat.

Menurutnya, dalam konteks pengembangan kurikulum dan metodologis, Dinas Pendidikan juga bisa bekerja sama dengan Gerbang Betawi yang memiliki dewan riset yang dipimpin Prof Agus Suradika. Karena para guru juga harus dibekali sekaligus memperkaya metodologi yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan terciptanya masyarakat pembelajar (learning society) di Jakarta.

Bang Sem menyebutkan beberapa contoh kegiatan yang bisa dan pernah dilakukan, seperti program Belajar bersama Maestro (BBM) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaann RI era Anies R Baswedan. BBM bisa dilakukan kembali, misalnya mengundang maestro seni rupa Betawi Sarnadi Addam atau budayawan Yahya Andi Saputra.

"Program lain bisa dilakukan, sastrawan masuk ke sekolah (SMS). Karena realitasnya, guru di bidang kesenian semakin sedikit. Atas nama Gerbang Betawi, kami menyarankan ke Dinas Pendididkan membuat workshop untuk para guru sehingga aktivitas kesenian semakin banyak," pungkas dia. [sya]

Let's block ads! (Why?)


Dinas Pendidikan DKI Siap Implementasi Muatan Lokal Baru di Tahun Ajaran 2021/2022 | merdeka.com - Merdeka.com
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...