Rechercher dans ce blog

Sabtu, 13 Maret 2021

Bikin Serial Lokal, Jurus Baru Perusahaan Berjualan Produk - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Sore (Tika Bravani) seketika datang ke dalam kehidupan Jonathan (Dion Wiyoko). Ia mengaku sebagai istrinya yang datang dari masa depan. Jelas, Jo tidak percaya.

Sore tetap mengikuti kegiatan Jo meski berkali-kali diusir. Selain ingin dekat dengan Jo, ia ingin suaminya di masa depan hidup sehat.

Kurang lebih seperti itulah cerita serial yang bertajuk SORE - Istri dari Masa Depan ini. Cerita sederhana yang dieksekusi dengan baik, mulai dari gaya bercerita, pembentukan karakter, akting, sampai ihwal teknis.


Namun, tayangan ini bukanlah serial lokal yang bisa disaksikan pada platform streaming seperti sedia kala. Serial ini merupakan iklan dari merek produk bebas gula Tropicana Slim yang dirilis lewat kanal YouTube pada 2017 lalu.

Rasanya tayangan itu tak terlihat seperti iklan bila tidak dirilis lewat kanal YouTube milik merek tersebut Terlebih, hampir tidak ada product placement yang kentara dalam serial sepanjang sembilan episode ini.

[Gambas:Youtube]

Dalam wawancara tertulis dengan CNNIndonesia.com, Brand Manager Tropicana Slim, Noviana Halim, menjelaskan bahwa serial itu dibuat untuk mengajak masyarakat hidup sehat dengan cara yang bisa diterima warganet, bukan promosi.

"Web series tersebut tentunya efektif dalam meningkatkan tidak saja awareness, tapi ekuitas brand Tropicana Slim, di mana channel YouTube merek ini meraih penghargaan Silver Button Award sebagai salah satu contoh," katanya beberapa waktu lalu.

Apa yang diinginkan Novi tampaknya berhasil. Pasalnya, serial tersebut sempat viral saat rilis dan menjadi perbincangan warganet, meski tak semua komentar positif.

Tropicana Slim sendiri bukan satu-satunya merek yang berjualan secara halus lewat sebuah serial. Pada 2018, Toyota merilis serial bertajuk Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode. Ql Cosmetic juga merilis serial Bertepuk Sebelah Friendzone.

Interactive Communication Department Head PT Toyota Astra Motor, Dimas, memberikan penjelasan serupa dengan Novi. Mereka membuat serial yang tayang di YouTube sebagai salah satu sarana komunikasi yang sedang tren.

"Kami merasa bahwa penyampaian komunikasi melalui serial di Youtube ini cukup diminati oleh masyarakat, sehingga dirasa efektif bagi Toyota dan pelanggan untuk bisa saling berinteraksi lebih dekat," kata Dimas dalam wawancara tertulis.

[Gambas:Youtube]

Melihat fenomena itu, Akademisi Fakultas Film dan Televisi (FFTV) Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Satrio Pamungkas, tak merasa heran. Menurutnya, iklan yang cenderung bersifat hard selling di televisi kini bersifat soft selling di dunia maya.

"Itu kan strategi menggiring pasar dan untuk melakukan itu tidak harus 'teriak-teriak' seperti iklan kebanyakan di televisi. Penonton berpeluang bosan kalau terus-terusan disodorkan iklan yang teriak-teriak," kata Satrio.

Ia melanjutkan, "Di sisi lain, pembuatan serial itu juga seperti menjadi gengsi antarperusahaan. Mereka ingin kasih tahu bahwa mereka bisa bikin iklan yang keren. Bukan iklan standar pada umumnya."

Bila diperhatikan, dua serial di atas sama-sama bergenre drama romantis dengan cerita yang sederhana. Kemiripan juga terlihat dari strategi product placement yang terbilang halus dan tidak dipaksakan seperti iklan dalam serial atau film kebanyakan.

Meski tidak menjelaskan secara rinci, Dimas dan Novi sama-sama mengatakan serial yang dibuat perusahaan tempat mereka bekerja sukses dan sesuai dengan tujuan.

Mereka tak memungkiri ada kemungkinan penonton hanya ingin menikmati cerita tanpa peduli merek yang diperlihatkan. Namun, Novi tak ambil pusing.

"Mungkin ini juga salah satu faktor sukses web series ini, di mana penonton tidak merasa dibombardir iklan atau tujuan komersial dari brand tertentu," katanya.

Dimas memberikan keterangan serupa, "Kami sebagai maker tetap optimistis bahwa komunikasi Toyota yang mengikuti perkembangan zaman dan message yang ada di dalamnya mengenai Toyota dapat tersampaikan dengan baik dan sesuai ekspektasi kami."

Ketika ditanya serial itu meningkatkan penjualan produk atau tidak, lagi-lagi Novi dan Dimas menjawab dengan pasti. Mereka sama-sama mengatakan serial tersebut sukses dan membuka peluang untuk kembali membuat serial di masa mendatang.

"Menurut saya, kalau ke depan ada iklan soft selling berbentuk serial seperti ini bagus. Penonton sudah capek dengan iklan hard selling. Asalkan kualitas harus dijaga agar tidak kehilangan penonton dan pemilik modal tidak membatasi gerak kreator dari berbagai aspek, termasuk finansial," kata Satrio.

(has/bac)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)


Bikin Serial Lokal, Jurus Baru Perusahaan Berjualan Produk - CNN Indonesia
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...