Krjogja.com - SLEMAN - Setelah vakum tiga tahun karena pandemi Covid, Liga Super Sleman 2023 yang berkolaborasi bersama PSS Sleman kembali diputar, Sabtu (8/7/2023). 14 klub terbaik di Kabupaten Sleman mengikuti kompetisi untuk menempa diri, sekaligus membuka peluang regenerasi skuad PSS di masa mendatang.
Ipong Suhardiyanto, Ketua Operator Kompetisi Liga PSS Sleman 2023, mengatakan dalam kompetisi liga super tahun ini, pertandingan akan dimainkan di tiga lapangan yakni Tridadi, TGP dan Bercak. Dari 14 tim yang ikut serta, dibagi dalam dua grup yakni A dan B, meski akhirnya satu tim yakni Persada Indonesia Muda (PIM) mundur tidak jadi ikut serta.
"Tim-tim ini dibagi dalam dua grup yakni A diisi MKJ FC, PS Kalasan, Pesat Tempel, Cakar Mas Berbah, Porab Balecatur, Persak Kentungan, Palma kemudian Grup B diisi AMS Seyegan, KKK Klajuran, PSST Tridadi, TGP, Tunas Ngaglik, Perkasa dan PIM yang akhirnya memutuskan mundur. Akan mulai digelar 8 Juli besok dan dijadwalkan selama dua bulan," ungkapnya dalam temu pers di Stadion Tridadi, Jumat (7/7/2023).
Kompetisi Liga Super PSS Sleman 2023 akan menjadi yang pertama diputar. Nantinya secara berurutan akan disusul Liga Utama, Liga 1 dan Liga 2 berselang satu bulan berjalan.
"Jadwal kami seluruh liga bisa selesai bulan Desember. Mudah-mudahan semua lancar, pembinaan bisa berjalan dengan baik dan akan muncul pemain-pemain berkualitas dari Sleman," sambungnya.
Sementara, Ketua Askab PSSI Sleman, Wahyudi Kurniawan, menambahkan saat ini ada 86 klub dan 26 SSB terafiliasi di Askab PSSI Sleman. Ia berharap kompetisi menjadi ruang pembinaan yang baik bagi sepakbola di Sleman.
"Kami dengan semangat gotong-royong hingga akhirnya bisa menggelar kembali tahun ini. Kami punya mimpi nantinya mayoritas skuad PSS adalah anak-anak yang berasal dari klub-klub di Sleman. Kita punya infrastruktur lapangan yang bagus di Sleman, harapannya bisa membentuk ekosistem yang baik dan menghasilkan pengalaman baik untuk para pemain," tandasnya.
Kolaborasi bersama PSS Sleman terus dirajut menurut Wahyudi, karena bagaimanapun muara pembinaan sepakbola di Sleman adalah PSS. Sebelum vakum tiga tahun karena pandemi, liga di Askab PSSI Sleman hampir selalu menelurkan pemain yang sampai ke jenjang profesional mulai era Fachrudin Aryanto, Tri Handoko, Wahyu Sukarta, Chandra Luckmana, Dany Saputra, Syahrul Trisna Fadilah serta banyak lagi pemain bertalenta.
"Muara anak-anak Sleman yang main bola ya ingin berseragam PSS. Kami ingin membersamai mimpin-mimpi anak-anak di Jogja terutama Sleman, lewat kompetisi. Semangat mereka pasti akan tumbuh ketika ada kompetisi dengan tujuan jelas ke jenjang profesional," lanjut Wahyudi.
Tak hanya itu, Askab PSSI Sleman ingin bergerak aktif dalam mendukung federasi dalam hal suplai pemain. Wahyudi mencontohkan bahwa Magelang yang notabene tak punya kompetisi antar klub, namun selalu mengirimkan putra terbaiknya di timnas.
"Sejak era Kurniawan, sampai Andy Setyo dan Bagas Bagus dari Magelang. Sleman dengan kultur sepakbola yang luar biasa ini harusnya bisa. Karena itu kami berupaya riil untuk membantu federasi, membentuk pemain yang baik, untuk sampai di timnas," pungkasnya.
Dalam kompetisi, para pemain mendapat proteksi dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai antisipasi ketika cidera. Hal ini penting karena selama ini banyak pemain yang akhirnya berhenti karena cidera tak tertangani dengan baik. (Fxh)
Liga Super 2023 Digelar, Pemain Lokal Sleman Punya Peluang Regenerasi PSS - Kedaulatan Rakyat
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar