TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Perajin dan pelaku usaha lokal diberdayakan diantaranya melalui skema belanja pemerintahan yang wajib mendahulukan produk buatan perajin dan pelaku usaha lokal Malinau, Kalimantan Utara.
Skema ini disebut hanya dapat berhasil jika sektor hulu yakni sektor produksi dapat berjalan kontinyu. Hilirisasi riil diantaranya melalui belanja pemerintahan.
Bupati Malinau, Wempi W Mawa menyinggung terkait efisiensi program pemberdayaan dan program pelatihan yang kerap kali hanya sekadar rutinitas, monoton dan terkesan hanya seremonial belaka.
Menurutnya, kebiasaan-kebiasaan kegiatan seperti ini yang kerap jadi masalah pada sektor pemberdayaan terutama pelatihan.
Baca juga: Pemkab Malinau akan Benahi Jalan dan Fasilitas di Pasar Kanaan, Tindaklanjuti Keluhan Pedagang
"Jangan sampai hasilnya tidak ada. Outputnya harus jelas. Berapa yang ikut pelatihan, berapa yang sukses, itu saya minta datanya.
Termasuk orang-orang yang ikut pelatihan, jangan itu-itu terus. Harus merata, karena uangnya dari APBD," Ujarnya saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Pelatihan Tenun Disperindagkop Malinau, Senin (3/7/2023).
Dia menerangkan, orientasi pelatihan seyogianya juga mempertimbangkan hasil, serapan dan daya tahan usaha bagi perajin yang dibina melalui program serupa.
Sebab, menurutnya Pemerintah Kabupaten Malinau telah menyiapkan skema untuk menjamin serapan perajin lokal.
Diantaranya belanja pemerintah melalui OPD seperti pengadaan baju, hingga belanja perabotan harus terlebih dulu memerhatikan ketersediaan barang lokal.
"Ambil contoh Batik ASN. Jadi, kita ada perajin lokal, jadi tak perlu ambil dari luar. Belanja ke perajin kita di Malinau. Perabotan, ambil dari Perajin rotan di Malinau. Berbeda kalau produknya tidak ada di daerah," Katanya.
Menurutnya, skema yang diterapkan pemerintah pusat untuk belanja produk dalam negeri pada dasarnya sama tujuannya di daerah.
Baca juga: Besok Diperkirakan Hari Sibuk Pengurusan Layanan Administrasi, ASN Malinau Diminta Tak Nambah Libur
Anggaran yang dibelanjakan daerah perputarannya dijaga pada level dalam daerah, sehingga roda perekonomian dapat tumbuh positif.
"Kalau kendalanya, produk kita mahal, Bagi saya tidak masalah, yang penting, kualitasnya ada, itu dulu. Kenapa penting ada pelatihan, karena tujuannya menjaga kualitas dan harga terjangkau," Ungkapnya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri
Bupati Singgung Soal Orientasi Pelatihan, Belanja Pemerintahan Wajib Dahulukan Produk Lokal Malinau - Tribun Kaltara
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar