Kepala SMAN 1 Kandangan, Herniyati Handayani, di sini, Rabu (12/10), mengatakan kegiatan ini adalah aksi nyata yang dilakukan oleh siswa-siswi dalam P5.
"Ini dilaksanakan juga sebagai pembuktian siswa-siswi kita, secara aktualisasi serta implementasi yang disesuaikan dengan kurikulum merdeka, bahwa mereka sudah melaksanakannya," katanya.
Baca juga: Dana hibah tunjang pendidikan lingkup Disdik dan Kemenag HSS
Dijelaskan dia, SMAN 1 Kandangan dengan predikat pertama sebagai sekolah Penggerak Projek Penguat Profil Pelajar Pancasila (P5) berharap bisa menjadi contoh bagi sekolah lain.
Kurikulum merdeka sangat baik di Indonesia, karena bisa menggali potensi-potensi para siswa-siswi guna membuktikan secara bebas, merdeka serta mengaktualisasikan dan dapat juga mengimplementasikan sampai dengan sebuah karya sesuai dengan penerapan P5.
Dalam kegiatan tersebut mereka menampilkan prosesi pernikahan adat Banjar yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas X SMAN 1 Kandangan. Prosesi pernikahan adat Banjar disajikan mulai dari badatang, maantar patalian, maarak pengantin hingga batatai.
"Tujuan P5 untuk para siswa-siswi kita, selain program dari pemerintah, yaitu dapat juga menggali informasi serta menumbuhkan kreativitas siswa-siswi," katanya.
Baca juga: Bupati HSS sambutan tim verifikasi LSS tingkat provinsi
Menurut dia, agar tidak hanya di dalam kelas saja melainkan dengan penerapan P5 para siswa-siswi dapat mengimplementasikan di kehidupan sehari-harinya, seperti gotong-royong serta kekeluargaan.
Siswi SMAN 1 Kandangan, Mia, mengatakan beserta rekan-rekan yang lain merasa senang sekali mengikuti P5, yang dilaksanakan di sekolah.
"Dengan mengikuti P5 kurikulum merdeka ini, semoga kami dapat melestarikan kearifan lokal di HSS serta mendapatkan pembelajaran lintas disiplin ilmu, untuk dapat mengamati dan memikirkan solusi terhadap sebuah permasalahan di lingkungan sekitar," katanya.
SMAN 1 Kandangan gelar karya bertema kearifan lokal P5 - ANTARA Kalimantan Selatan
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar