Sejumlah kalangan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, tergabung dalam sebuah komunitas pecinta sejarah. Meski tak berlatar pendidikan sejarah atau arkeologi, mereka turut berkontribusi dalam pendataan, penelitian, dan pengarsipan sejarah lokal di ujung utara Pulau Kalimantan itu.
Sekitar 10 tahun silam, saat masih bekerja di sebuah hotel, Ronalsyah heran mengapa banyak turis dari Jepang dan Australia wara-wiri ke Kota Tarakan. Pertanyaan itu mulai terjawab satu per satu setelah ia memandu para warga asing itu ke sejumlah tempat. Salah satu yang berkesan, ia mendampingi Garth Pratten (49), seorang profesor sejarah dari Strategic and Defence Studies Centre di Australian National University.
Mereka yang Menolak Lupa Sejarah Lokal di Tarakan - kompas.id
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar