Waktu belum genap pukul 10:00 WIB. Suara Bising kendaraan lalu-lalang hingga memasuki rongga telinga. Langit yang cerah menjadi arena bagi para perempuan untuk menyelesaikan pembuatan kain Tapis di Desa Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Gelak tawa dari para perajin perempuan terdengar riuh, pertanda jemari mulai menari di atas tekang atau alat untuk merentangkan kain tapis saat menyulam benang emas. Para perajin wanita yang biasa dipanggil nyai itu membuat tapis dengan beragam motif seperti pucuk rebung dan mata kibau. Motif itu merupakan ciri khas wastra nusantara dari provinsi paling selatan di Pulau Sumatera.
Kain Tapis yang sudah selesai itu beberapa sudah siap diambil pemesan. Sebagian ada juga yang dipajang di etalase. Salah satu pemesan, Novita Ria, pemilik gerai Alyn Tapis di Bandar Lampung, meneruskan perjalanan kain para nyai itu kepada pelanggan. Di sebuah toko mungil miliknya, Novi menata dan memamerkan kain Tapis yang telah disulap menjadi produk fashion dan kerajinan yang sangat menarik untuk dijadikan oleh-oleh.
Sejak awal merintis usaha, Novi memang telah berkomitmen membantu perajin kain tradisional Lampung untuk berkembang. Inisiasi itu tercetus setelah pertemuan pertamanya dengan salah seorang perajin di pelosok desa. Tanpa sadar, inisiatif itu telah menampilkan suatu realita tentang peranan penting seorang wanita dalam masyarakat.
Selain sebagai seorang ibu, perajin-perajin itu juga ikut serta membantu menopang perekonomian keluarga sembari terus melestarikan budaya asli Lampung melalui lincahnya jemari menyulam benang emas menjadi kain Tapis.
Hasil sulaman tapis juga dipajang di pasar digital. Lokapasar menjadi jalan mengenalkan tapis kepada para pembeli dan penikmat kain di tempat yang lebih jauh dan lebih luas hingga ke mancanegara.
Saat ini pemerintah tengah konsisten mengampanyekan semangat cinta produk dalam negeri melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Gernas BBI ini sendiri merupakan sinergi bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk lebih peduli untuk membeli produk lokal agar industri dapat terus maju dan bertumbuh di negeri sendiri.
Foto dan teks: Rivan Awal Lingga
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Nyai melintas menggunakan sepeda motor membawa tekang di Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Sumatera Selatan.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Nyai membawa tekang (alat menyulam tradisional kain tapis) di Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Sumatera Selatan.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sejumlah nyai menyelesaikan pembuatan Tapis menggunakan alat sulam tradisional di Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Kolase foto proses nyai menyulam kain tapis menggunakan benang emas di Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Novita Ria berpsose dengan kain tapis di gerai Alyn Tapis, Bandar Lampung, Sumatera Selatan.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Foto detail proses pembuatan kain Tapis yang dikerjakan menggunakan alat tradisional di Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Peci dengan beragam motif yang dibuat menggunakan kain Tapis di pajang di Galeri Tapis Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Kolase foto seorang penari tradisional Lampung berpose mengenakan Pakaian berbahan Tapis di Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.
[Foto] Pesona Kain Tapis, Karya Perajin Lokal yang Mendunia - Katadata.co.id
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar