TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina Mandalika International Street Circuit atau Sirkuit Mandalika tidak hanya memukau dari segi lintasannya yang unik dan menantang. Namun sirkuit itu juga memiliki keindaham yang enak dipandang mata bagi para pengunjung.
Terowongan seluas 1.935 meter persegi yang menjadi penghubung ke arena balapan MotoGP dihiasi oleh grafiti dan mural yang dilukis oleh komunitas grafiti Gardu House bekerjasama dengan Pertamina. Karya seni dalam art tunnel itu disuguhkan untuk memanjakan mata para pengunjung MotoGP Mandalika.
"Hadirnya art tunnel ini juga diharapkan dapat memberikan excitement bagi pengunjung sirkuit dan sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi dengan artis-artis baik lokal NTB maupun dari kota-kota lainnya di Indonesia," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangannya, Sabtu, 19 Maret 2022.
Menurut Fajriyah, proses kreatif pembuatan grafiti di terowongan tersebut melibatkan 50 seniman visual dari berbagai kota di Indonesia dan dikerjakan selama 12 jam setiap hari. Karya-karya itu menghiasi terowongan-terowongan menuju arena balap.
Terowongan utara yang menjadi jalur penonton di tribun VIP berukirkan karya seniman grafiti terkenal Darbotz dan Stereoflow asal Jakarta. Kolaborasi itu diberi judul The Harder The Battle, The Sweeter The Victory.
Konsep ini menggambarkan kerasnya perjuangan para pembalap yang berlaga di Sirkuit Mandalika. Walaupun semuanya adalah insan yang kompetitif, namun hanya beberapa pembalap terbaik yang naik podium dan merasakan kemenangan.
"Senang rasanya bisa memberikan bentuk visual yang dinamis, berharap bisa memberikan suasana ceria dan segar ketika orang-orang melewati tunnel utara ini," kata salah satu seniman Adi Dharma.
Terowongan selatan yang memiliki luas 731,2 meter persegi dan menjadi jalur penonton digarap oleh seniman lokal Paerstud asal Mataram, NTB. Paerstud dibantu oleh 20 seniman visual dari berbagai daerah di NTB dengan konsep berjudul Energizing Mandalika For A Brighter Indonesia untuk Indonesia yang lebih terang (baik) di tengah masyarakat dunia.
Objek utama dari seni visual yang digambarkan Paerstud dan kawan-kawannya adalah Burung Garuda yang bergerak maju dan didukung dua objek entitas kultural masyarakat Lombok, yakni terune (laki-laki) yang memainkan gendang beleq dan dedare (perempuan) yang menyuguhkan kocor tembikar berisi air bersih. Selain itu, terdapat visualisasi enam subholding Pertamina sebagai kolaborator karya yang keseluruhannya dibalut dengan alur garis dan warna yang bermakna energi positif.
"Dengan keterbatasan ruang dan waktu, maha karya mural Mandalika Art Tunnel ini sukses dikerjakan melalui praktik kerja kolaboratif yang mengingatkan saya pada budaya gotong royong atau besiru (bahasa sasak), di mana pada hakikatnya sudah melekat pada kepribadian diri kita, bangsa Indonesia," kata Founder Paerstud Altha Rivan.
Pendiri Gardu House Dado mengaku terharu bisa menampilkan visual mereka di Sirkuit Mandalika. "Sirkuit Mandalika ini sedang menjadi perhatian di mata internasional dan mungkin di antara sirkuit yang lainnya hanya di sirkuit Mandalika ini yang ada sentuhan grafiti dan mural dari seniman lokal," kata dia. Kolaborasi ini pun diharapkan menjadi tambahan atraksi di tengah gelaran MotoGP Mandalika.
Baca juga: Dusun Sasak Sade Jadi Destinasi Pilihan Penonton MotoGP Mandalika Belajar Budaya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Art Tunnel di Sirkuit Mandalika, Sentuhan Karya Seniman Lokal Meriahkan MotoGP - Travel Tempo.co
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar