Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang meningkat sejak Kamis (3/2) pagi disebabkan gempa bumi di sekitar gunung berapi. Statusnya masih berada di Level 2 atau waspada sejak 2019.
Masyarakat dilarang beraktivitas atau mendekat dalam radius 2 kilometer.
"Kemungkinan besar efek dari adanya kemarin ada gempa tektonik lokal di sekitar GAK, sehingga meningkatkan aktivitas," kata Deny Mardiono, petugas Pos Pantau GAK, melalui selulernya, Kamis (03/01).
Kekuatan gempa lokal yang terjadi di GAK hingga radius 10 Km dari gunung berapi itu tidak bisa dideteksi oleh petugas pos pantau Anak Krakatau di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.
"Kalau radiusnya mungkin seputaran Krakatau aja, mungkin bisa di Gunung Anak Krakataunya sendiri, di luar Krakataunya juga. Mungkin jarak antara 2-10 Km lah. Gempa lokal yang bisa memicu aktivitas Anak Krakatau," terangnya.
Aktifitas GAK yang meningkat sudah dilaporkan ke PVMBG, kemudian diunggah ke situs maupun aplikasi resmi, sebagai peringatan dini bagi masyarakat.
Masyarakat diminta tetap waspada, tidak panik dan jangan termakan informasi yang tidak jelas asal usulnya.
"Kita sudah melaporkan sesuai kejadian di pos pengamatan ini ke Bandung, di Bandung sudah menanggapinya, asapnya menerus, karena untuk warning sistem, untuk peringatan dini ke masyarakat sehingga di masukkan ke magma. Sampai saat ini belum terekam gempa letusan atau erupsi," ujarnya.
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap setinggi 200 meter, mengarah ke Jawa. Semburan asap pekat itu terjadi Kamis sore.
(ynd/pmg)Gempa Lokal Picu Aktivitas Gunung Anak Krakatau - CNN Indonesia
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar