Rechercher dans ce blog

Kamis, 13 Januari 2022

Peternak 'Curhat' Harga Sapi Lokal Merugikan - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) menilai pengembangbiakan sapi lokal merugikan karena biaya yang dikeluarkan peternak lebih besar dari harganya.

"Biaya untuk memproduksi satu ekor jika kita perhitungkan satu ekor itu tidak kurang dari 7 juta. Usaha pembiakan secara ekonomis tidak menguntungkan kalau masih tidak menggunakan harga seperti sekarang," kata Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendro  dalam Webinar Pusat Kajian Pertanian Pangan & Advokasi (PATAKA) ke-67 bertema "Banjir Kerbau India, Kemana Sapi Lokal Kita?".

Berdasarkan data Badan PusatStatistika (BPS), harga rata-rata eceran daging dari 2016 tidak banyak pergerakan. Hingga 2021, perubahan harga hanya 4 persen. Terlebih, pemerintah mengimpor daging kerbau dari India agar harga tetap berada dalam kisaran Rp80.000.


"Bayangkan dalam kurun waktu enam tahun kenaikan hanya 4 persen, kita bisa bayangkan nilai peternak semakin hari semakin terpuruk ini perlu kita sikapi. Tidak ada yang mau masuk industri ini kalau dari waktu ke waktu tidak ada kenaikan harga dan tidak menjanjikan keuntungan bagi pelaku usahanya," kata Nanang.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dari Kementerian Pertanian Makmun memastikan bahwa ada kenaikan harga sapi, baik dari sisi produsen maupun konsumen.

"Harga sapi ini terus meningkat; jadi kalau harga hidupnya sekarang mungkin bisa dikonfirmasi kembali dari data kami yang kami 2021 akhir itu ada di Rp48.800, ini juga mungkin seiring dengan yang di Australia AUD$4. Ini kondisi kita terkait harga (harga sapi hidup)," tutur Makmun.

Sedangkan untuk harga sapi potong yang dijual di pasar rata-rata Rp118.000 per bulan pada 2021.

Ia juga mengatakan ada kenaikan produksi 4,56 persen dari 2020 ke 2021 yang disertai dengan menurunnya impor daging sebanyak 10,82 persen.

"Dari 2020 sampai 2021, jumlah penduduk kita bertumbuh, per kapitanya relatif stagnan, kebutuhan kita dari 2019 ke 2020. Produksi dalam negeri sebetulnya juga bertumbuh kemudian kekurangannya dari dalam negeri masih ada tapi dari tahun ke tahun ini menurun, ini artinya perkembangan sapi dalam negeri terus bertumbuh," kata Makmun.

Meski begitu, Ketua Umum Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) H Asnawi mengatakan pihak swasta dan daging impor adalah yang paling mengambil keuntungan dengan mematok harga tinggi.

"Ada beberapa item untuk daging kerbau itu sudah di atas Rp100.000 bahkan mencapai Rp130.000. Dan mereka memanfaatkan momen-momen yang dianggap penting dan memang dibutuhkan masyarakat, seperti ramadan dan Idul Fitri," kata Asnawi.

Ia mengatakan rencana pemerintah untuk menekan harga daging lokal saat Hari Raya Idul Fitri memang berhasil, namun hal ini berimplikasi terhadap harga daging sapi lokal ke depan.

"Penurunan harga daging sapi sesungguhnya itu sangat tercapai dengan adanya daging kerbau impor atau daging kerbau beku yang berasal dari India, relaksasinya harga bergantung daging sapi sangat objektif setelah hari raya idul fitri," ujar Asnawi.

Asnawi menambahkan harga daging kerbau beku yang diimpor memang relatif lebih rendah dibandingkan daging lokal yang langsung diolah. Oleh sebab itu, pedagang mengikuti harga tersebut dalam menjual daging lokal.

"Karena Jabodetabek itu 90 persen menggunakan sapi-sapi eks impor, kalau sapi lokal kisarannya hanya 10 persen seperti itu," jelas Asnawi

Terkait keputusan pemerintah untuk mengimpor daging kerbau India guna menurunkan harga daging sapi lokal, menurutnya itu tidak salah karena demi mencari titik temu antara harga yang diinginkan konsumen dan produsen namun menurutnya wajar jika daging lokal yang segar lebih mahal daripada daging impor yang beku.

"Saya mengarahkan, kalau sekarang harga daging naik, saya sangat setuju kalau untuk daging hot meat atau fresh meat itu, kalau mau dengan harga Rp130.000 ya ini kita sediakan. Jadi memang harganya berbeda," kata Asnawi.

[Gambas:Video CNN]

(tdh/sfr)

Adblock test (Why?)


Peternak 'Curhat' Harga Sapi Lokal Merugikan - CNN Indonesia
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...