Jakarta, Beritasatu.com - Sebanyak 68 kasus Covid-19 carian Omicron telah terdeteksi di Indonesia, tiga kasus di antaranya diketahui berasal dari transmisi lokal. Terkait hal ini, pemerintah diminta harus bisa secepatnya menelusuri dan memastikan dari mana sumber awal penularan kasus Omicron transmisi lokal tersebut.
Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tindakan penelusuran (tracing) sangat penting karena dengan mengetahui siapa sumber awal yang menulari virus tersebut, maka orang tersebut dapat dikarantina dan di cek kemungkinan dia sudah menulari ke orang lain pula.
"Kalau penular awal tidak ditemukan, maka tentu dapat saja kasus terus meluas di masyarakat," tegas Tjandra Yoga dalam keterangannya yang diterima Beritasatu.com, Jumat (31/12/2021).
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini mengatakan, jumlah tes Covid-19 harus terus ditingkatkan. Hal ini untuk mendeteksi mereka yang tidak ada gejala dari kemungkinan sudah terinfeksi Omicron dan berpotensi menulari kerabat di sekitarnya.
"Termasuk kalau ada lansia dan komorbid yang tentu berpotensi sakit lebih serius," kata Tjandra Yoga.
Menurut Tjandra Yoga, satu kasus transmisi lokal Omicron yang telah ditemukan di Indonesia, diketahui tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam beberapa bulan terakhir, ataupun kontak dengan pelaku perjalanan luar negeri.
"Artinya kita memasuki 'babak baru' (penularan Omicron) di mana kasus varian Omicron bukan saja yang datang dari luar negeri atau berhubungan dengan itu seperti 67 kasus yang ada, tetapi juga sudah ada di masyarakat. Setidaknya pada kasus pertama ini," katanya.
Karena itu, kata Tjandra Yoga, tracing terhadap kasus ini harus benar-benar dilakukan untuk secepatnya menemukan sumber penularan. "Melakukan telusur untuk mengetahui apakah ada kontak dari pasien yang juga sudah tertular, dan kalau ada tentu perlu dilakukan karantina dan telusur selanjutnya," kata mantan dirjen P2P dan kepala Balitbangkes, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini.
Seperti diberitakan, jumlah kasus Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia sebanyak 68 kasus, sebagian besar atau ada 65 kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan ada 3 kasus yang non-PPLN. Para pasien terpapar Omicron tersebut saat ini diisolasi di empat lokasi yakni di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Jakarta, Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, C'One Hotel Cempaka Putih, dan isolasi mandiri (isoman). Khusus 3 pasien transmisi lokal diisolasi di RSDC Wisma Atlet dan di RSPI Surianti Saroso.
Tjandra Yoga mengatakan, terkait 65 orang PPLN yang memasuki Indonesia yang ketika diperiksa di pintu masuk terdeteksi terinfeksi varian Omicron, maka pemerintah harus tetap memperketat pengawasan bagi pendatang dari luar negeri.
"Selain itu, pemeriksaan tes swab PCR dan kalau perlu genome sequencing ketika baru masuk Indonesia," katanya.
Kemudian, kata Tjandra Yoga, dilanjutkan dengan pelaksanaan hari karantina sesuai aturan yang ada. "Tentu saja sebelum keluar dari karantina harus sudah dinyatakan negatif dulu," katanya.
Selanjutnya untuk dua orang petugas Wisma Atlet yang diberitakan tertular di dalam wisma, Tjandra Yoga mengatakan, ada dua hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, fakta ini menunjukkan bahwa varian Omicron memang jauh lebih mudah menular, buktinya yang di dalam Wisma Atlet sekalipun sudah mengikuti prosedur pengawasan amat ketat, tetapi tetap saja terjadi penularan.
Kedua, kata Tjandra Yoga, menunjukkan bahwa kalau nanti kasus meningkat, maka pencegahan infeksi di dalam rumah sakit (infeksi nosokomial) harus lebih ketat daripada yang sudah dlakukan selama ini terhadap varian Delta.
"Program Pengendalian Infeksi (PPI) di semua rumah sakit kita benar-benar harus lebih terjaga baik lagi," demikian Tjandra Yoga.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com
Kasus Omicron Transmisi Lokal, Tjandra Yoga: Cari Tahu Sumber Awal Penularan - BeritaSatu
Kelanjutan artikel disini
/data/photo/2024/01/29/65b79dc8df014.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar