Situasi pandemi membuat para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus beradaptasi dengan memanfaatkan platform digital.
Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA), Bima Laga mengatakan hingga akhir 2020 tercatat sekitar 3,8 juta UMKM go digital melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Jumlah ini melampaui target awal yang hanya sebanyak 2 juta UMKM sampai akhir tahun 2020.
"Ini juga didorong program Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan 14 Mei 2020 lalu. Dulunya kita ada target menciptakan 2 juta UMKM baru sampai akhir 2020, dan hingga akhirnya menjadi 3,8 juta UMKM yang tergabung di berbagai marketplace pada akhir 2020. Hingga Maret 2021 angkanya sudah mencapai 4,8 juta UMKM yang tergabung," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).
Hal tersebut diungkapkannya dalam Dialog Produktif bertema 'Harbolnas: Langkah Tingkatkan Geliat Transaksi' yang diselenggarakan KPCPEN beberapa waktu lalu.
Diungkapkan Bima, idEA terus melakukan upaya untuk UMKM berjualan online di tengah pandemi COVID-19, salah satunya melalui program hari belanja online nasional (harbolnas) yang telah digelar sejak tahun 2018 sampai 2020 lalu. Data Nielsen menunjukkan transaksi saat harbolnas terus meningkat, dari Rp 6,1 triliun di 2018 menjadi Rp 9,1 triliun di 2019, dan terus naik menjadi Rp11,6 triliun di harbolnas 2020.
"Menariknya sekarang kita tidak hanya fokus di semua barang tapi juga mengutamakan produk lokal. Di 2020 transaksi produk lokal menyentuh angka Rp 5,6 triliun," terangnya.
Untuk itu, lanjut Bima, idEA kini tengah fokus pada program Bangga Buatan Indonesia dan menjadikan momen Ramadhan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
"Untuk menggeliatkan transaksi tidak harus promo ongkos kirim saja, juga promosi yang lainnya. Tujuannya adalah UMKM di daerah merasakan manfaatnya,terutama UMKM yang berjualan di marketplace anggota idEA," pungkasnya.
Sementara itu, Perencana Keuangan, Aidil Akbar menilai di tengah pandemi pola perilaku belanja masyarakat perlu bergeser dari yang semula konvensional menjadi online dengan memanfaatkan platform digital.
"Kita melihat bahwa di masyarakat ini sebagai rencana yang positif. Masyarakat perlu bergeser budaya belanjanya dari belanja konvensional menjadi belanja online di masa pandemi ini. Karena yang terjadi saat ini adalah masyarakat cenderung menahan diri untuk berbelanja normal seperti sebelum pandemi, khususnya masyarakat kelas menengah ke atas," paparnya.
Menurut Aidil, momentum program belanja online bagi produk UMKM lokal dengan diiringi program vaksinasi dapat menjadi faktor pemicu kebangkitan ekonomi nasional di masa pandemi.
"Dengan program hari Bangga Buatan Indonesia apalagi pemerintah memberikan stimulus Rp 500 miliar, maka akan sangat membantu perekonomian Indonesia melalui belanja online benar-benar bisa terlaksana. Apalagi yang dibeli adalah produk-produk dalam negeri," tandasnya.
(ega/hns)Meski Pandemi, Transaksi Produk Lokal Capai Rp 5,6 Triliun di 2020 - detikFinance
Kelanjutan artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar