Rechercher dans ce blog

Jumat, 19 Maret 2021

Tekan Ketergantungan Impor, Masyarakat Diminta Gunakan Tepung Lokal | merdeka.com - Merdeka.com

Merdeka.com - Ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan pangan masih tergolong tinggi, termasuk tepung terigu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 Indonesia mengimpor tepung terigu hingga 34.467 ton. Angka tersebut naik sekitar 2,6 juta ton dibanding tahun sebelumnya.

Di tahun yang sama, Indonesia pun mengimpor gandum–bahan utama tepung terigu–mencapai 10,69 juta ton. Naik 5 juta ton dibanding tahun sebelumnya. Meski impor gandum mengalami penurunan sepanjang Januari-September 2020, yakni sebanyak 8 juta ton, namun jumlah tersebut masih tergolong tinggi.

Kenyataan tersebut membuat seorang pengusaha sekaligus penggiat tepung lokal, Annisa Pratiwi bersuara. Menurutnya, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor tepung terigu maupun gandum dengan mengedukasi masyarakat untuk mengurangi konsumsi terhadap tepung terigu.

"Saat ini penggunaan terigu sebagai primadona tepung sebetulnya bisa dikatakan berlebihan. Selain efek terhadap nilai impor yang terlalu tinggi, juga tidak memaksimalkan potensi pangan lokal yang beranekaragam," ungkap wanita yang pernah menjadi pembicara di Women’s Forum 2019 di Jakarta, Jumat (19/3).

Annisa melanjutkan, di sisi lain, mungkin orang-orang juga tidak terlalu mengerti penggunaan optimal dari tepung-tepung lokal lain yang sekarang mulai banyak beredar di pasaran. Sampai saat ini penggunaan tepung lokal hanya terbatas pada penggunaan tepung pati singkong (tapioka) yang kegunaannya tidak bisa optimal untuk sehari-hari.

"Namun sejak tepung mocaf dari singkong ini semakin banyak di pasaran, harusnya bisa menjadi salah satu alternatif pengganti tepung terigu yang ada di pasaran," tambah dia.

Dia menilai, sebetulnya produksi tepung lokal sebagai salah satu pengganti tepung terigu cukup memiliki potensi di Indonesia. Bukan hanya tepung mocaf dari singkong, tetapi juga varian lainnya seperti tepung pisang, tepung sorghum, tepung beras dan tepung pati singkong pun sebetulnya memiliki potensi memenuhi kebutuhan pasar Indonesia untuk bisa digunakan secara optimal maupun digunakan untuk memproduksi banyak olahan yang fungsinya tidak kalah dengan tepung terigu.

Di sisi lain, apabila konsumsi tepung mocaf dari singkong semakin tinggi, tentunya dapat berdampak positif pada serapan ubi kayu atau singkong di Indonesia. Saat ini singkong menjadi salah satu komoditas pangan lokal yang termasuk dalam program diversifikasi pangan yang digaungkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi Kementan, pada tahun 2019 jumlah produksi ubi kayu mencapai 16,35 juta ton dari luas panen 0,63 juta hektare. Beberapa wilayah di Indonesia telah menjadi sentra pengembangan ubi kayu skala besar. Di antaranya Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Timur, Wonogiri, Gunung kidul, Serdang Bedagai, Simalungun, dan Sikka.

Dengan jumlah produksi sebanyak itu, tentu bukan hal yang sulit untuk bisa memenuhi kebutuhan tepung mocaf nasional. Hal inilah yang diyakini Annisa dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor.

"Tapi tidak bisa dipungkiri, faktor pengetahuan dan kebiasaan dari masyarakat yang belum mengenal tepung mocaf atau tepung singkong serbaguna menjadikan produk ini tidak banyak dilirik," ujar Annisa yang juga Founder PT Agung Bumi Agro.

Let's block ads! (Why?)


Tekan Ketergantungan Impor, Masyarakat Diminta Gunakan Tepung Lokal | merdeka.com - Merdeka.com
Kelanjutan artikel disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gibran Puji Ganjar yang Pakai "Brand" Lokal, Yenny Wahid: Memang Suka dari Dulu - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud merespons positif soal calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gib...